Wednesday, 12 April 2017

Metode Mendidik yang Sebaiknya Mulai Ditinggalkan

Metode mendidik anak-anak akan sangat mempengaruhi pertumbuhan mereka baik secara fisik maupun mental. Setiap orang tua memang memiliki caranya masing-masing dalam mendidik anak.
Akan tetapi, ada hal-hal umum cara mendidik yang banyak kita temukan di masyarakat.

Misalnya, bagaimana mereka melatih anak-anak untuk mandiri, bagaimana mereka mengajarkan kecintaan terhadap anggota keluarga yang lain, hingga bagaimana mereka mengajarkan anak-anak tingkah laku dan sopan santun.
Mendidik Anak
via cdn[dot]psychologytoday[dot]com

Modern ini, semakin banyak orang tua yang tidak memiliki kesempatan untuk mengawasi pertumbuhan dan perkembangan anak mereka di rumah karena mereka sibuk bekerja di luar rumah dari pagi hingga malam.

Akibatnya, semakin banyak anak yang tidak terkontrol dan tumbuh tanpa pengawasan orang tua. Sehingga, tidak heran apabila banyak orang tua yang tidak mengenal anaknya sendiri.

Banyak orang tua yang menganggap anaknya tumbuh dengan baik namun sejatinya anak tersebut hanya baik ketika berada di hadapan orang tua saja.


Ada banyak hal yang merubah dan mewarnai perkembangan anak mulai dari pergaulan, media seperti televisi, maupun gadget seperti smartphone dan tablet.

Ada beberapa metode mendidik yang dewasa ini banyak ditemukan di keluarga-keluarga yang sebaiknya mulai ditinggalkan. Apa saja metode parenting tersebut? Berikut ulasannya.


Anak perempuan tidak mendapatkan kesempatan belajar seperti anak laki-laki


Walaupun dunia sudah cukup modern, namun masih ada banyak keluarga yang memberikan perbedaan sangat signifikan terhadap pendidikan anak perempuan dan laki-laki. Diluar Sejak zaman dahulu hingga saat ini, masih banyak kita temukan orang tua yang menganggap bahwa laki-laki akan memiliki tanggung jawab yang lebih besar untuk menghidupi keluarganya kelak dibandingkan dengan anak perempuan.

Padahal, dewasa ini tuntutan untuk memenuhi kebutuhan keluarga tidak hanya melulu dibebankan kepada laki-laki (suami) melainkan ibu rumah tangga juga bisa ikut membantu.

Oleh sebab itu, anak perempuan juga harus tetap mendapatkan pendidikan agar mereka bisa mandiri, kreatif, dan tidak hanya terpaku pada metode-metode tradisional.


Mendidik dengan gadget


Anak bermain gadget
via businessinsider[dot]com

Gadget adalah salah satu benda yang semakin merakyat dan semakin banyak kita temukan di antara keluarga. Banyak ibu rumah tangga yang mengandalkan gadget untuk menghibur atau untuk mendidik anak mereka.

Dalam batasan-batasan tertentu, gadget memang bisa membantu. Akan tetapi dampak negatifnya juga tidak sedikit.

Anak yang biasa diberikan gadget akan menjadi kurang kreatif, pasif dalam bergaul, sulit berkomunikasi, dan masih ada banyak kekurangan atau kerugian lainnya apabila anak-anak terlalu sering menggunakan gadget.

Anak-anak yang sering menggunakan gadget, menurut penelitian cenderung sering melakukan kekerasan dan bullying karena pengaruh dari game maupun media yang mereka akses.


Metode mendidik otoriter


Mendidik secara otoriter
via literasitrenggalek[dot]wordpress[dot]com

Memang benar, meninggalkan anak-anak sendirian di rumah, atau membiarkan mereka melakukan sendiri berbagai kegiatan, terasa sangat menghawatirkan.

Misalnya saja, ketika anak-anak akan pergi ke sekolah sendirian, banyak ibu-ibu yang merasa khawatir sehingga sengaja meluangkan waktu untuk mengantar anak-anak mereka hingga ke gerbang sekolah.

Padahal, anak berusia 8 hingga 9 tahun keatas seharusnya sudah bisa mandiri, pergi ke sekolah sendiri dan pulang sendiri.

Sudah waktunya orang tua menyadari bahwa anak-anak bisa melakukan banyak hal dan bisa dipercaya ketika mereka sudah berusia 8 atau 9 tahun keatas.


Menentukan arah hidup anak-anak


Mengarahkan anak
via dinagsafestival[dot]com

Tidak sedikit orang tua yang sengaja mengarahkan anak-anak mereka untuk menempuh pendidikan tertentu atau untuk menyukai sesuatu karena mereka rasa, hal tersebut akan memberikan dampak positif bagi masa depan mereka.

Padahal, anak-anak bisa menjadi apapun yang mereka inginkan dan hal tersebut seringkali membuat mereka jauh lebih bahagia dibandingkan dengan sukses karena dipengaruhi.

Tidak hanya itu, anak-anak yang cenderung diberikan kebebasan dalam pendidikan atau dalam memilih hobi apa yang ingin mereka tekuni, memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dibandingkan dengan apabila mereka dipaksa-paksa.

Sudah waktunya orang tua berhenti merencanakan masa depan anak-anak sejak mereka masih kecil. Sebaliknya, cobalah untuk memberikan dukungan terhadap apa yang menjadi daya tarik anak agar mereka bisa berkembang dan mencintai apa yang mereka sukai.
Previous Post
Next Post

post written by:

Seorang ibu yang senang menulis tentang motivasi diri, parenting dan juga tentang kehidupan sehari-hari di Jombloku. Semoga blog ini bisa membawa manfaat buat kita semua.

0 comments: