Namun, ada banyak juga orang tua yang seringkali terlambat menyadari gangguan yang terjadi pada tumbuh kembang buah hati mereka. Salah satu masalah yang sering dialami oleh bayi adalah gangguan pendengaran. Pada umumnya, gangguan pendengaran tersebut baru disadari oleh orangtua setelah sang anak tumbuh besar dan mengalami masalah seperti kesulitan berbicara, dan sering tidak merespon suara maupun bunyi-bunyian lainnya.
Cara paling mudah untuk mengecek apakah bayi mengalami gangguan pendengaran atau tidak adalah dengan melakukan simulasi menggunakan suara yang bisa diciptakan oleh ibu, misalnya:
- Dengan mengajak anak mengobrol, mengobrol dengan suami atau anggota keluarga yang lainnya di dekat bayi. Lihat reaksi bayi saat Anda ngobrol.
- Memperdengarkan bunyi dentingan sendok, garpu, piring atau gelas.
- Memperdengarkan suara-suara mainan termasuk suara-suara robot dan suara sirine mobil-mobilan.
- Memperdengarkan suara notifikasi smartphone atau musik.
- Tepuk tangan, bersiul, dan lain lain.
Ketika melakukan stimulasi terhadap pendengaran bayi, bunda harus melihat reaksi bayi. Jika bayi tidak bereaksi terhadap berbagai suara tersebut, maka Bunda perlu waspada dan sebaiknya melakukan screening seperti apa yang dikatakan dan dianjurkan oleh seorang ahli THT dan bedah kepala leher RSCM-FKUI bernama Dr. Tri Yuda Airlangga, SpTHT-KL (K) .
Dari hasil screening, biasanya akan diketahui lebih pasti apakah anak memang mengalami gangguan pendengaran atau tidak.
Jika telah diuji dan terbukti mengalami gangguan pendengaran, anak-anak harus segera mendapatkan intervensi lebih lanjut agar tidak menjadi mengganggu perkembangan dan pertumbuhan anak. Masalah yang biasanya muncul akibat pendengaran yang terganggu pada bayi adalah, kesulitan berbicara di kemudian hari.
Faktor penyebab gangguan pendengaran pada bayi
Diantara beberapa faktor yang meningkatkan resiko bayi mengalami gangguan pendengaran adalah:
- Penggunaan obat-obatan tertentu ketika ibu hamil.
- Karena faktor genetik.
- Akibat virus torch yang menyerang pada saat hamil.
- Apabila anak lahir dengan berat badan rendah (BBLR).
- Apabila bayi mengalami sakit kuning.
- Atau bisa juga disebabkan karena faktor bayi kejang-kejang.
Masih menurut Dr. Tri Yuda Airlangga, SpTHT-KL (K) yang akrab disapa Angga tersebut, anak yang mengalami gangguan pendengaran sejak bayi jumlahnya sangat banyak. Menurut pengalaman dokter Angga di RSCM, setidaknya ada 10 bayi yang di screening setiap hari. Dari jumlah tersebut, biasanya ada 1-3 bayi yang teridentifikasi mengalami gangguan pendengaran.
Gangguan pendengaran pada bayi
Menurut Dr. Harim Priyono, SpTHT-KL (K), gangguan pendengaran pada bayi diakibatkan karena ada saraf di telinga yang fungsinya bisa menurun apabila didiamkan saja dan tidak di simulasi.
Menurut ahli kesehatan (dokter) anak-anak yang mengalami gangguan pendengaran harus diintervensi sejak dini untuk mengantisipasi dan mengatasi keterlambatan atau kesulitan berbicara pada anak. Karena pada umumnya, anak-anak di bawah usia 2 tahun sudah bisa merekam dan mengucapkan beberapa patah kata.
Semoga anak-anak yang kita miliki adalah anak yang tumbuh dengan baik sesuai usia pertumbuhan mereka ya, Bunda.. Semoga bermanfaat.
dulu sha kerja di rscm, dua dokter tersebut emang terkenal dan sangat ahli di bidangnya :)
ReplyDelete