Wednesday, 30 August 2017

Asuransi, Benarkah Pembawa Senyum Ditengah Duka?

Setiap orang pasti memiliki keinginan untuk selalu sehat dan dalam keadaan yang baik-baik saja, termasuk juga saya. Ada banyak sekali cara yang ditempuh agar kita selalu sehat dan jauh dari bahaya. Dari berhati-hati dalam melakukan apapun sampai kadang lupa juga sih kalau sudah mulai ceroboh. Kadang juga kita gak sadar kalau gaya hidup juga mempengaruhi kesehatan diri. Tapi terkadang kita mah gitu, sesuka-sukanya aja masukin makanan dalam perut tanpa mempertimbangkan dampak apa yang bakal terjadi nanti. Namanya manusia kan ya.. jadinya kadang banyak lupanya hehe.

Saya dan Rini saat jalan-jalan ke Tanah Lot, Bali

Nah sebenarnya nih, saya mau ngomongin tentang salah satu metode yang banyak banget dipilih sama orang-orang untuk menjaga kesehatan dan keselamatannya, asuransi. Istilahnya buat jaga-jaga gitu deh. Jadi.. ceritanya dulu pas saya ada di Bali, saya dan sahabat saya Rini suka jalan keluar saat hari libur. Ngunjungin tempat-tempat wisata yang ada di Bali mumpung ada disana jadinya tiap hari libur kerja dan ada waktu luang kami pergi buat explore Bali dari ujung ke ujung. Meskipun dalam waktu 1,5 tahun rasanya saya belum tuntaskan semua, tapi tak apalah.. saya bersyukur banget karena punya sahabat yang kuat banget naik motor dan siap jalan kemana aja kayak Rini ini.


Dari aktifitas ini, ada salah seorang teman yang sudah ikut dalam program Asuransi Jiwa menyarankan saya dan Rini untuk ikut Asuransi kayak dia. Dengan pengalamannya yang pernah kecelakaan dan bisa claim premi yang udah dibayarkan, jadi dia saranin itu. Penjelasan yang tepat banget karena kami berdua sering jalan keluar rumah gitulah. Mungkin dulu kita memang sama-sama jomblo, jadi ya banyak nganggurnya haha. Dengan seringnya berada dijalan, pasti ada saja hal-hal yang gak kita inginkan seperti kecelakaan atau semacamnya gitulah. Dengan pengandaian yang luar biasa, teman kami tersebut menyarankan untuk bertemu dengan salah satu agen asuransi langganan dia.

Berhubung saya dan teman saya juga mikir keselamatan waktu itu, mikir kalau kita kecelakaan terus luka-luka masuk rumah sakit atau bisa jadi kami cacat seumur hidup kemudian bisa dapet uang gantinya, jadilah kami tertarik buat hubungin si agen asuransi A. Dan akhirnya kami mengatur pertemuan dengan agen asuransi A tersebut.


Bertemu dengan Agen Asuransi yang Cantik


Dia adalah seorang single parent yang pekerjaannya memang merekrut orang untuk ikut dengan produk asuransinya, sudah lama.. bertahun-tahun. Dari kisah hidup yang ia ceritakan, sungguh saya dan sahabat saya terkesima dengan kegigihannya dalam merawat serta membiayai anak-anaknya sendiri melalui pekerjaan menjadi agen asuransi ini. Waktu itu, kami diundang disalah satu restoran pojok di pinggir kota Denpasar. Saya lupa tempatnya, yang pasti makanannya enak-enak. Mungkin karena gratis juga makanya menu yang disajikan jadi makin nikmat haha.

Kami bertemu dengan agen asuransi tersebut setelah sahabat saya Rini selesai dengan urusan pekerjaannya. Dia adalah seorang guru TK yang juga melanjutkan dengan datang kerumah-rumah anak untuk ngajarin les. Entah itu membaca atau berhitung serta mengaji. Memang sih, Asuransi ini lebih cocok banget buat dia yang suka mobile yang bisa seharian diatas motor kesana kemari.

Pukul 09.00 WITA kami datang ke restoran yang disepakati dan akhirnya brief yang terkesan panjang lebar dimulai oleh sang agen. Si agen menjelaskan, apa saja keuntungan asuransi dan bagaimana kami bisa claim dana ketika terjadi sesuatu dari sekian banyak daftar tanggungan yang mereka kasih. Tapi nampaknya yang paling getol di ungkapin sama agennya adalah masalah dijalan itu. Saya dan Rini mendengarkan dengan khidmat sambil terkagum-kagum dengan uang yang akan kami dapatkan jika rutin membayar sejumlah pilihan premi yang ditentukan. Siapa sih yang gak mau untung meski lagi buntung hehe.

Akhirnya, Rini-pun ikut Asuransi


Dan ya.. perbincangan panjang sampai jam 02.00 dini hari itu membuahkan hasil dengan keikutsertaan sahabat saya menjadi bagian dari produk asuransi yang sudah ditawarkan. Tapi memang, Rini mengambil premi yang paling rendah, kalau gak salah sekitar Rp 350.000 per bulannya. Dan mungkin, si agen juga dongkol banget karena dapetnya cuma satu itupun yang paling kecil dari target 2 orang, padahal ngobrolnya aja sampai pagi buta plus nraktir lagi heehee. Sedangkan saya sendiri memilih untuk tidak ikut meskipun sudah kepengen banget mau ikutan karena keuntungan yang akan saya  dapatkan nantinya. Alasannya lain tentu saja saya ngerasa belum perlu saja buat ikut asuransi tersebut karena saya gak begitu sering dijalan dan ngerasa sehat-sehat aja.


Mulai Ngerasa gak perlu


Akhirnya, kami sampai kos pukul 02.30'an pagi dengan seabrek berkas asuransi milik sahabat saya Rini. Masih ingat betul saya bagaimana dia dengan semangatnya membayar premi bulan demi bulan sampai dibulan ke 6 nampaknya Rini sudah mulai lelah. Ngerasa sehat dan bahkan dia gak pernah sekalipun jatuh dari motor sementara dia harus setor premi setiap bulannya. Antara ragu untuk diteruskan atau berhenti saja. Kalau berhenti, rules-nya uang yang sudah masuk asuransi gak bisa ditarik kembali karena aturan awalnya sudah dijelaskan bahwa premi dibayarkan selama 10 tahun, baru bisa diambil dan atau setelah itu Rini gak usah bayar lagi namun tetap tercover hidupnya dengan Asuransi.


Mengambil keputusan


Akhirnya setelah berdiskusi panjang lebar dengan saya, Rini memutuskan untuk tidak melanjutkan membayar preminya. Dia berhenti menggunakan asuransi A. Uang yang sudah hilang, dan pengalaman menggunakan asuransi benar-benar menjadi pengalaman yang sangat berharga untuk dia dan juga saya. Pasalnya, Rini adalah orang yang sangat perhitungan dengan uang yang masuk dan keluar.

"Mending tak kasih ibuku ya Nul uangnya, dari pada tak bayarin premi yang belum jelas manfaatnya dan belum jelas ending-nya" kata dia kemudian.

Meskipun diawal dia sangat bersemangat untuk ikut asuransi A tersebut namun akhirnya Rini menyadari, logika tentang hidup dan mati serta sehat dan sakit hanya Allah yang tau dan menentukan. Bahwa asuransi tidak bisa menjamin hidupnya menjadi aman dan tentram. Masak iya sih kita ngarepin diri sendiri buat kecelakaan terus cacat seumur hidup atau yang paling parah meninggal, enggak kan. Meskipun asuransi istilahnya adalah bentuk ikhtiar kita didunia, tapi alangkah baiknya jika kita memikirkan terlebih dahulu secara matang bahwa kita butuh beneran sama asuransi atau enggak.


Jangan mudah tergoda


Intinya, saat bertemu dengan agen asuransi, hendaknya kita gak mudah tergoda dengan iming-iming keuntungan yang ditawarkan dengan produk asuransi tersebut. Tugas agen asuransi kan memang begitu, mencari nasabah sebanyak mungkin untuk dapet bonus sebanyak mungkin. Dan menurut saya, tema yang diberikan agen saat kami di briefe pada malam itu yaitu "membawa senyum ditengah duka" sangat-sangat berhasil menghipnotis kami untuk ikut asuransinya.

Ya.. istilah senyum ditengah duka itu karena saat kita kecelakaan, agen asuransi datang membawa dokumen klaim yang bisa kita nikmati uangnya. Begiulah katanya. Tidak ada salahnya kok mempelajari dulu seluk beluk asiransi itu bagaimana sebelum kita memutuskan untuk ikut atau tidak. Karena kan tidak semua orang memiliki finansial yang stabil juga, jadi.. jaga-jaga itu juga perlu ya..

Dan satu lagi, kita juga perlu mempertimbangkan banyak mudhorotnya atau banyak manfaatnya dalam hidup ini. Semuanya kembali kepada penilaian masing-masing individu ya..

Jadi, Apa pengalamanmu bersama asuransi?
Previous Post
Next Post

post written by:

Seorang ibu yang senang menulis tentang motivasi diri, parenting dan juga tentang kehidupan sehari-hari di Jombloku. Semoga blog ini bisa membawa manfaat buat kita semua.

0 comments: