Wednesday, 25 December 2019

Cara Menjaga Pikiran Agar Tetap Waras Sebagai Blogger

Dalam hidup ini, ada hal-hal yang tidak bisa kamu ceritakan kepada orang lain. Hal-hal yang disebut rahasia untuk diri sendiri. Tapi  menyimpan sendiri bukan solusi yang tepat untuk menjaga biar pikiran tetap waras, minimal selevel dengan kata waras lah.



Cerita harus dibagi, beban harus diceritakan, pikiran yang mengusik harus segera dikurangi. Itu salah satu usaha untuk menjaga agar pikiran masih dalam keadaan waras. Minimal berbicara dengan diri sendiri, mengapa begini dan begitu.

Dan akhirnya, sayalah yang pengen bercerita tentang kehidupan. Akhir-akhir ini saya ngerasa kecewa dengan temen blogger. Ceritanya.. dia meminta saya bantu membuat artikel untuk blognya. Tapi karena saya tidak sempat saya bilang saya mau terima tapi tim penulis yang akan membuat artikelnya. Tapi apa, mungkin karena tidak tahu atau memang gak mau tahu, dengan polosnya dia meminta saya ngasih nomer kontak penulis saya. Sebagai teman, saya gak bisa menolak tapi ya gimana, akhirnya saya kasih.

Penulis saya adalah aset saya, orang yang berpartner dengan saya. Ada yang namanya produsen dan reseller. Tapi sebentar dulu saya sudah tau kalau rezeki memang sudah Allah atur dengan sangat teliti dan sangat baik. Tapi cara kita berinteraksi dengan orang lain juga harus dijaga. Kecewanya saya, mengapa harus minta secara langsung nomer penulis saya dengan alasan biar mudah berkomunikasi nya. Kalau soal berkomunikasi saya juga bisa melakukannya, sudah sering. Kalau mau orang lain yang nulis, kenapa minta penulis saya gitu lo. Ya wes cario sendiri ben aku nggak  tersinggung. Penulis saya itu ya privasi saya, bisnisnya ya sama saya.


Saya belajar dalam kejadian ini, saya menemukan pelajaran hidup. Bahwa adab dan etika memang harus diterapkan dimana saja. Menjaga perasaan orang lain. Memudahkan urusan orang lain memang membawa banyak manfaatnya, tapi kembali lagi.. kita harus tau diri dimanapun kita berada. Pie menurutmu?

Dilain cerita, kebetulan saya memiliki klien yang emang kebiasaan saya adalah menulis artikel untuk mereka sekaligus nawarin backlink di website milik saya. Tidak cukup sampai disitu, saya kadang menawarkan blog teman-teman saya kepada mereka. Tapi e tapi... ketika saya ngasih job sama mereka kemudian mereka bilang "Ini aku terima karena kamu yang minta", Ini kuterima karena lagi butuh" bukan yang makasih ya udah ngajakin aku pas ada job atau makasih ya jobnya, atau mau mau banget.. kemudian tanpa berkomentar.

Tanggapan-tanggapan ini aku terima karena lagi butuh atau karena kamu yang minta itu seolah olah kata lainnya adalah, kok bayarannya cuma dikit, kamu ambil untung berapa? Duh makelarnya untung banyak dan lain lain itulah sebenarnya yang saya rasakan.

Itulah kenapa, saya malas sekali mengajak orang yang selalu meninggikan dirinya. Lebih baik saya diam dan menerima job itu sendiri tanpa sharing sana sini. Pelajaran juga untuk saya sendiri bahwa.. menerima jika memang mau tanpa berkomentar yang menyinggung dan merendahkan. Atau, tolak jika tidak setuju. Setelah itu diam aja. Kok jadinya yang ngasih job malah kayak pengemis dan merendah, lah yang bener aja.. sehat?
Previous Post
Next Post

post written by:

Seorang ibu yang senang menulis tentang motivasi diri, parenting dan juga tentang kehidupan sehari-hari di Jombloku. Semoga blog ini bisa membawa manfaat buat kita semua.

0 comments: