Apa itu penyakit alergi? Apa penyebabnya? Bagaimana cara mencegahnya? Apakah alergi bisa diobati? Berbagai pertanyaan tersebut kerap kali muncul di mana kita. Terutama apabila diri kita sendiri atau anggota keluarga ada yang mengidap alergi.
Jadi, apa yang dimaksud dengan alergi? Alergi adalah reaksi tubuh kita terhadap zat asing yang sebenarnya tidak berbahaya tetapi dianggap berbahaya oleh tubuh. Karena dianggap berbahaya, maka zat asing tersebut akan dilawan oleh tubuh dengan menggunakan antibodi.
Apabila tubuh bersinggungan dengan alergen atau penyebab alergi seperti serbuk sari, sumber protein (contohnya seafood, kacang, atau telur), racun lebah, bulu hewan, debu, hingga udara dingin, maka tubuh akan bereaksi dengan membuat kulit meradang, menyebabkan sinus atau meler (pilek dan bersin), hingga menimbulkan reaksi secara berlebihan pada sistem pencernaan.
Tingkat keparahan alergi sangat bervariasi pada setiap individu. Berkisar dari ringan hingga anafilaksis (berbahaya). Tingkat berbahaya yang dimaksud adalah, bahaya hingga menyebabkan keadaan darurat yang berpotensi mengancam jiwa.
Sebagian besar alergi tidak dapat disembuhkan, akan tetapi dengan melakukan perawatan tertentu, hal tersebut dapat membantu meringankan gejala alergi.
Pengalaman dengan alergi Orang tua saya (Ayah mertua) memiliki alergi terhadap seafood seperti udang hingga kepiting. Namun belakangan, alergi tersebut tidak lagi muncul. Akan tetapi, di dalam keluarga, adik (ipar) saya yang nomor 3 ternyata juga memiliki alergi yang sama dengan ayah. Hal tersebut mengindikasikan bahwa alergi sebenarnya bisa diturunkan secara genetik.
Hanya saja, kadang-kadang alergi tersebut tidak muncul begitu saja sejak anak lahir. Meskipun ada juga yang muncul sejak usia dini (balita).
Alergi, dapat muncul karena dipicu oleh berbagai hal, terutama makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Seperti yang terjadi pada anak saya.
Anak sulung saya (Kinza) yang baru berusia 5 tahun, baru-baru ini terkena alergi karena kerap mengkonsumsi daging unggas seperti ayam potong hingga telur ayam ras secara berlebihan.
Akibatnya, sekarang, setiap kali ia mengkonsumsi makanan yang mengandung telur atau ayam (potong) seperti roti, mie, dan hingga pentol, alergi tersebut akan kumat lagi.
Untungnya, alergi pada anak kami hanya bereaksi apabila ia mengkonsumsi makanan yang mengandung ayam potong atau telur ayam ras (khusunya bagian kuning telur). Apabila mengkonsumsi ayam kampung atau telur ayam kampung, ternyata reaksi alergi tersebut tidak muncul.
Hal tersebut membuktikan bahwa makanan yang kita konsumsi ternyata memiliki pengaruh terhadap reaksi alergi di tubuh kita.
Setelah membaca di sana sini, saya menemukan bahwa memang ada beberapa makanan yang bisa memicu reaksi alergi. Makanan-makanan yang akan saya sebutkan di bawah ini lebih bisa memicu dibandingkan dengan makanan lain. Sehingga, perlu diwaspadai atau sebaiknya tidak dikonsumsi secara berlebihan.
Telur, terutama yang berasal dari ayam petelur (seperti jenis hybrid atau Golden Comet, Ayam Ancona, Hingga Bernevelde) biasanya disebut ayam layer sangat mudah memancing reaksi alergi. Entah mengapa telur ayam ini sangat mungkin menimbulkan reaksi alergi. Apakah karna jenis pakannya? Atau karena faktor lain? Saya kurang tahu.
Jika sudah alergi telur ayam, kita juga perlu mewaspadai telur ayam kampung atau berbagai jenis telur lainnya. Termasuk telur puyuh.
Agar tidak mudah terkena alergi sebaiknya jangan dikonsumsi secara berlebihan. Khususnya apabila kamu memiliki riwayat alergi di keluarga.
Berdasarkan pengalaman, mengkonsumsi ayam potong secara berlebihan juga ternyata bisa menimbulkan reaksi alergi atau menyebabkan alergi pada tubuh.
Ayam potong (broiler) sebagian besar dikembangbiakkan dengan diberikan obat-obatan hingga pakan khusus untuk memicu pertumbuhan ayam.
Ayam jenis ini juga sangat mudah sakit atau mati karena stress atau cuaca. Tidak seperti ayam kampung yang relatif kuat dan bisa mudah beradaptasi dengan berbagai macam cuaca.
Telur dan daging ayam adalah 2 jenis lauk-pauk yang paling sering dihidangkan dalam berbagai kesempatan. Karena itulah, tidak mengherankan apabila telur dan ayam perlu diwaspadai melebihi makanan lainnya.
Akan tetapi, di samping kedua makanan tersebut, susu sapi adalah minuman yang juga paling sering diberikan kepada anak-anak. Padahal, susu sapi merupakan salah satu minuman yang bisa memancing reaksi alergi pada tubuh.
Tidak hanya susu sapi segar, berbagai bentuk olahan susu sapi seperti keju mentega, hingga es krim juga bisa menyebabkan munculnya alergi.
Penyebab alergi susu adalah, kandungan protein pada susu itu sendiri yang dikenali sebagai zat berbahaya oleh tubuh. Karena dianggap sebagai zat asing yang berbahaya, maka tubuh kita akan bereaksi dengan memproduksi antibodi imunoglobulin untuk menetralkan protein tersebut.
Di film-film Hollywood, kita sering menjumpai tokoh/karakter yang memiliki alergi. Dan jenis alergi yang paling sering dipilih untuk ditampilkan adalah alergi kacang.
Di Indonesia, orang yang mengalami alergi kacang sangat jarang kita dengar. Kebanyakan orang Indonesia alergi terhadap seafood, debu, atau cuaca dingin. Karena itulah, tidak banyak orang Indonesia yang tahu bahwa kacang juga bisa menyebabkan alergi.
Berbagai macam kacang yang dapat memicu alergi diantaranya adalah: kacang mete, kacang tanah, kacang almond, macadamia, hingga kacang pistachio.
Apabila kamu atau salah satu anggota keluargamu didiagnosa alergi terhadap kacang, maka sebaiknya hindari memberikan kacang jenis apapun kepadanya. Karena, meskipun (kacang) berbeda nama, namun rata-rata spesies kacang memiliki struktur protein yang mirip-mirip atau sama.
Seafood berupa tiram, udang, kepiting, tongkol, cumi-cumi, hingga berbagai jenis ikan tidak bersisik dari laut juga dapat menyebabkan alergi. Beberapa contoh ikan laut yang kerap menimbulkan alergi antara lain, pari, ikan tuna, ikan salmon, ikan kakap, ikan halibut, hingga macam-macam ikan asin dan teri.
Alergi seafood atau ikan laut kebetulan saya alami sendiri. Alergi tersebut tampaknya diturunkan melalui orangtua (ibu). Karena ibu juga saya ketahui memiliki alergi terhadap makanan yang berasal dari laut seperti yang telah disebutkan di atas.
Sejauh yang saya tahu, setiap kali mengkonsumsi berbagai jenis makanan laut. Entah itu ikan-ikanan atau seafood dan hasil olahannya seperti petis. Makanan tersebut akan menyebabkan reaksi alergi yang cukup instan atau sangat cepat.
Gejalanya adalah gatal-gatal di sekujur tubuh yang apabila tidak diobati bisa berlangsung berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Bahkan, apabila dikonsumsi secara berlebihan, berbagai penyebab alergi tersebut dapat menyebabkan gejala sesak nafas.
Meskipun kedelai tidak terlalu populer sebagai penyebab reaksi alergi seperti susu sapi. Namun, biji-bijian yang satu ini juga perlu diwaspadai. Pasalnya, apabila anak mengalami alergi susu, umumnya dokter akan merekomendasikan susu kedelai atau soya bean.
Kedelai sebagai pemicu alergi perlu diwaspadai oleh anak-anak. Karena menurut ahli kesehatan, kedelai merupakan salah satu makanan pemicu alergi yang biasanya lebih sering dialami oleh anak usia balita.
Sama seperti makanan-makanan lainnya, pemicu alergi ketika mengkonsumsi kedelai adalah protein yang terkandung di dalamnya.
Apabila anak mengalami alergi kedelai, gejala yang muncul biasanya adalah ruam-ruam pada kulit, lidah, dan juga mulut. Bahkan, tak jarang, anak-anak akan mengalami sesak napas sehingga meler atau pilek.
Biji wijen juga memiliki kandungan protein yang sangat tinggi. Sehingga, tidak terlalu mengherankan jika biji wijen berpotensi menyebabkan alergi.
Agar anak tidak mudah terkena alergi, sebaiknya jangan berikan terlalu banyak biji wijen kepada anak-anak. Biji wijen sendiri kerap kita temukan pada roti hingga jajanan tradisional seperti onde-onde.
Kita tahu bahwa makanan-makanan laut merupakan salah satu sumber protein yang sangat tinggi dan baik untuk tubuh. Untungnya, tidak semua jenis ikan laut bisa menghasilkan reaksi alergi. Sehingga, kita masih memiliki kesempatan untuk memilih jenis ikan laut tertentu untuk dikonsumsi.
Ikan laut yang tidak gatal salah satunya adalah ikan bandeng. Beberapa jenis ikan laut yang bersisik lainnya juga ada yang tidak membuat atau menimbulkan rasa gatal (alergi).
Selain ikan-ikanan, ada banyak sumber protein lainnya yang bisa kita manfaatkan. Mulai dari kacang-kacangan sebagai sumber protein nabati, telur, hingga protein hewani yang bersumber dari daging putih (daging ayam, kelinci, dan burung) atau daging merah (Contoh, daging sapi, kambing, atau kerbau).
Bagi teman-teman yang alergi terhadap telur dan ayam potong. Berdasarkan pengalaman, telur ayam tidak seluruh bagiannya dapat memicu alergi. Biasanya, hanya bagian kuningnya saja yang sering menyebabkan alergi.
Kamu bisa mencoba mengkonsumsi bagian putih telur untuk telur dari ayam petelur. Biasanya, bagian putihnya tidak menyebabkan alergi.
Jika kamu ingin mengkonsumsi putih dan kuning telur, cobalah memilih telur ayam kampung.
Sedangkan untuk daging ayam (potong), hampir seluruh bagian daging ayam dapat memicu alergi. Alternatifnya, kamu bisa membeli daging ayam kampung.
Pengalaman alergi anak membuat saya tahu beberapa daging putih lainnya yang aman dikonsumsi. Mulai dari daging bebek atau mentok, hingga daging kelinci dan burung.
Tapi kamu harus hati-hati jika membeli daging bebek di warung makan atau restoran. Karena tidak jarang, minyak goreng yang digunakan untuk menggoreng daging bebek tersebut adalah minyak goreng bekas menggoreng ayam potong.
Di sinilah masalahnya. Minyak bekas menggoreng tersebut bisa berpindah ke daging bebek karena digoreng dengan minyak yang sama. Sehingga, kadang kita merasakan gatal atau reaksi alergi ketika makan daging bebek dari warung-warung.
Kacang-kacangan juga merupakan sumber protein. Karena seperti yang telah teman-teman baca di atas. Penyebab reaksi alergi muncul di tubuh kita rata-rata diakibatkan oleh protein.
Jika kamu alergi terhadap kacang, semua jenis kacang sebaiknya dihindari. Atau bisa dicoba satu per satu, dan temukan salah satu yang tidak menyebabkan reaksi alergi. Misalnya kacang mete atau yang lainnya.
Karena ini adalah sumber protein, maka menggantinya dengan sumber protein yang lain tidaklah terlalu sulit. Sebab, ada banyak makanan yang bisa menjadi sumber protein. Seperti daging atau telur serta ikan seperti yang telah disebutkan di atas.
Akan tetapi, apabila kamu pantang mengkonsumsi daging atau ikan-ikanan dan hanya menginginkan sumber protein nabati. Kamu bisa mencoba mengkonsumsi: tahu, alpukat, tempe, atau sayur bayam, brokoli, dan kentang.
Itulah beberapa tips yang bisa dicoba untuk menghindari agar anak-anak tidak mudah terkena alergi. Agar alergi tidak membahayakan, pastikan kamu memeriksakan anak ke dokter apabila gejala-gejala seperti gatal, ruam-ruam, hingga sesak nafas dan meler/pilek muncul secara tiba-tiba setelah makan makanan tertentu, terutama yang telah disebutkan di atas.
Alergi pada Anak |
Jadi, apa yang dimaksud dengan alergi? Alergi adalah reaksi tubuh kita terhadap zat asing yang sebenarnya tidak berbahaya tetapi dianggap berbahaya oleh tubuh. Karena dianggap berbahaya, maka zat asing tersebut akan dilawan oleh tubuh dengan menggunakan antibodi.
Apabila tubuh bersinggungan dengan alergen atau penyebab alergi seperti serbuk sari, sumber protein (contohnya seafood, kacang, atau telur), racun lebah, bulu hewan, debu, hingga udara dingin, maka tubuh akan bereaksi dengan membuat kulit meradang, menyebabkan sinus atau meler (pilek dan bersin), hingga menimbulkan reaksi secara berlebihan pada sistem pencernaan.
Tingkat keparahan alergi sangat bervariasi pada setiap individu. Berkisar dari ringan hingga anafilaksis (berbahaya). Tingkat berbahaya yang dimaksud adalah, bahaya hingga menyebabkan keadaan darurat yang berpotensi mengancam jiwa.
Sebagian besar alergi tidak dapat disembuhkan, akan tetapi dengan melakukan perawatan tertentu, hal tersebut dapat membantu meringankan gejala alergi.
Pengalaman dengan alergi Orang tua saya (Ayah mertua) memiliki alergi terhadap seafood seperti udang hingga kepiting. Namun belakangan, alergi tersebut tidak lagi muncul. Akan tetapi, di dalam keluarga, adik (ipar) saya yang nomor 3 ternyata juga memiliki alergi yang sama dengan ayah. Hal tersebut mengindikasikan bahwa alergi sebenarnya bisa diturunkan secara genetik.
Hanya saja, kadang-kadang alergi tersebut tidak muncul begitu saja sejak anak lahir. Meskipun ada juga yang muncul sejak usia dini (balita).
Alergi, dapat muncul karena dipicu oleh berbagai hal, terutama makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Seperti yang terjadi pada anak saya.
Anak sulung saya (Kinza) yang baru berusia 5 tahun, baru-baru ini terkena alergi karena kerap mengkonsumsi daging unggas seperti ayam potong hingga telur ayam ras secara berlebihan.
Akibatnya, sekarang, setiap kali ia mengkonsumsi makanan yang mengandung telur atau ayam (potong) seperti roti, mie, dan hingga pentol, alergi tersebut akan kumat lagi.
Untungnya, alergi pada anak kami hanya bereaksi apabila ia mengkonsumsi makanan yang mengandung ayam potong atau telur ayam ras (khusunya bagian kuning telur). Apabila mengkonsumsi ayam kampung atau telur ayam kampung, ternyata reaksi alergi tersebut tidak muncul.
Hal tersebut membuktikan bahwa makanan yang kita konsumsi ternyata memiliki pengaruh terhadap reaksi alergi di tubuh kita.
Setelah membaca di sana sini, saya menemukan bahwa memang ada beberapa makanan yang bisa memicu reaksi alergi. Makanan-makanan yang akan saya sebutkan di bawah ini lebih bisa memicu dibandingkan dengan makanan lain. Sehingga, perlu diwaspadai atau sebaiknya tidak dikonsumsi secara berlebihan.
Daftar Makanan Penyebab Alergi
1. Telur
Telur Ayam |
Telur, terutama yang berasal dari ayam petelur (seperti jenis hybrid atau Golden Comet, Ayam Ancona, Hingga Bernevelde) biasanya disebut ayam layer sangat mudah memancing reaksi alergi. Entah mengapa telur ayam ini sangat mungkin menimbulkan reaksi alergi. Apakah karna jenis pakannya? Atau karena faktor lain? Saya kurang tahu.
Jika sudah alergi telur ayam, kita juga perlu mewaspadai telur ayam kampung atau berbagai jenis telur lainnya. Termasuk telur puyuh.
Agar tidak mudah terkena alergi sebaiknya jangan dikonsumsi secara berlebihan. Khususnya apabila kamu memiliki riwayat alergi di keluarga.
2. Ayam potong
Ayam Potong Goreng |
Berdasarkan pengalaman, mengkonsumsi ayam potong secara berlebihan juga ternyata bisa menimbulkan reaksi alergi atau menyebabkan alergi pada tubuh.
Ayam potong (broiler) sebagian besar dikembangbiakkan dengan diberikan obat-obatan hingga pakan khusus untuk memicu pertumbuhan ayam.
Ayam jenis ini juga sangat mudah sakit atau mati karena stress atau cuaca. Tidak seperti ayam kampung yang relatif kuat dan bisa mudah beradaptasi dengan berbagai macam cuaca.
3. Susu sapi
Susu Sapi Segar |
Telur dan daging ayam adalah 2 jenis lauk-pauk yang paling sering dihidangkan dalam berbagai kesempatan. Karena itulah, tidak mengherankan apabila telur dan ayam perlu diwaspadai melebihi makanan lainnya.
Akan tetapi, di samping kedua makanan tersebut, susu sapi adalah minuman yang juga paling sering diberikan kepada anak-anak. Padahal, susu sapi merupakan salah satu minuman yang bisa memancing reaksi alergi pada tubuh.
Tidak hanya susu sapi segar, berbagai bentuk olahan susu sapi seperti keju mentega, hingga es krim juga bisa menyebabkan munculnya alergi.
Penyebab alergi susu adalah, kandungan protein pada susu itu sendiri yang dikenali sebagai zat berbahaya oleh tubuh. Karena dianggap sebagai zat asing yang berbahaya, maka tubuh kita akan bereaksi dengan memproduksi antibodi imunoglobulin untuk menetralkan protein tersebut.
4. Kacang-kacangan
Kacang-kacangan |
Di film-film Hollywood, kita sering menjumpai tokoh/karakter yang memiliki alergi. Dan jenis alergi yang paling sering dipilih untuk ditampilkan adalah alergi kacang.
Di Indonesia, orang yang mengalami alergi kacang sangat jarang kita dengar. Kebanyakan orang Indonesia alergi terhadap seafood, debu, atau cuaca dingin. Karena itulah, tidak banyak orang Indonesia yang tahu bahwa kacang juga bisa menyebabkan alergi.
Berbagai macam kacang yang dapat memicu alergi diantaranya adalah: kacang mete, kacang tanah, kacang almond, macadamia, hingga kacang pistachio.
Apabila kamu atau salah satu anggota keluargamu didiagnosa alergi terhadap kacang, maka sebaiknya hindari memberikan kacang jenis apapun kepadanya. Karena, meskipun (kacang) berbeda nama, namun rata-rata spesies kacang memiliki struktur protein yang mirip-mirip atau sama.
5. Makanan laut atau seafood adalah makanan pemicu alergi lainnya yang perlu diwaspadai
Masakan Seafood (Kepiting) |
Seafood berupa tiram, udang, kepiting, tongkol, cumi-cumi, hingga berbagai jenis ikan tidak bersisik dari laut juga dapat menyebabkan alergi. Beberapa contoh ikan laut yang kerap menimbulkan alergi antara lain, pari, ikan tuna, ikan salmon, ikan kakap, ikan halibut, hingga macam-macam ikan asin dan teri.
Alergi seafood atau ikan laut kebetulan saya alami sendiri. Alergi tersebut tampaknya diturunkan melalui orangtua (ibu). Karena ibu juga saya ketahui memiliki alergi terhadap makanan yang berasal dari laut seperti yang telah disebutkan di atas.
Sejauh yang saya tahu, setiap kali mengkonsumsi berbagai jenis makanan laut. Entah itu ikan-ikanan atau seafood dan hasil olahannya seperti petis. Makanan tersebut akan menyebabkan reaksi alergi yang cukup instan atau sangat cepat.
Gejalanya adalah gatal-gatal di sekujur tubuh yang apabila tidak diobati bisa berlangsung berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Bahkan, apabila dikonsumsi secara berlebihan, berbagai penyebab alergi tersebut dapat menyebabkan gejala sesak nafas.
6. Keledai
Sayur Kedelai |
Meskipun kedelai tidak terlalu populer sebagai penyebab reaksi alergi seperti susu sapi. Namun, biji-bijian yang satu ini juga perlu diwaspadai. Pasalnya, apabila anak mengalami alergi susu, umumnya dokter akan merekomendasikan susu kedelai atau soya bean.
Kedelai sebagai pemicu alergi perlu diwaspadai oleh anak-anak. Karena menurut ahli kesehatan, kedelai merupakan salah satu makanan pemicu alergi yang biasanya lebih sering dialami oleh anak usia balita.
Sama seperti makanan-makanan lainnya, pemicu alergi ketika mengkonsumsi kedelai adalah protein yang terkandung di dalamnya.
Apabila anak mengalami alergi kedelai, gejala yang muncul biasanya adalah ruam-ruam pada kulit, lidah, dan juga mulut. Bahkan, tak jarang, anak-anak akan mengalami sesak napas sehingga meler atau pilek.
7. Biji wijen
Biji Wijen pada Onde-onde |
Biji wijen juga memiliki kandungan protein yang sangat tinggi. Sehingga, tidak terlalu mengherankan jika biji wijen berpotensi menyebabkan alergi.
Agar anak tidak mudah terkena alergi, sebaiknya jangan berikan terlalu banyak biji wijen kepada anak-anak. Biji wijen sendiri kerap kita temukan pada roti hingga jajanan tradisional seperti onde-onde.
Cara mencegah alergi makanan pada anak
- Biasakan untuk memberikan anak variasi makanan setiap hari
- Hindari memberikan jenis makanan yang sama setiap hari. Terutama makanan-makanan yang telah disebutkan di atas
- Pilihlah sumber makanan makanan sehat. Contohnya, dibandingkan dengan ayam potong atau telur ayam ras (petelur) akan lebih aman apabila anak-anak diberikan lauk ayam kampung atau telur ayam kampung yang bebas dari obat-obatan
- Biasakan memberikan ikan segar kepada anak. Salah cara menyimpan dan memperlakukan ikan (yang sudah mati) merupakan salah satu biang keladi penyebab alergi. Karena apabila metode penyimpanannya tidak tepat, ada virus tertentu yang akan muncul pada daging ikan dan berpotensi menyebabkan alergi
Alternatif makanan dan minuman untuk penderita alergi
Setiap penderita alergi wajib menghindari alergen atau pemicu alergi. Agar tidak kekurangan gizi dan mengalami gangguan pertumbuhan, maka kita harus mencari makanan pengganti yang bisa menjadi sumber nutrisi (mineral, vitamin, hingga protein) yang setara atau yang mendekati.
1. Pengganti makanan untuk alergi ikan laut atau seafood
Kita tahu bahwa makanan-makanan laut merupakan salah satu sumber protein yang sangat tinggi dan baik untuk tubuh. Untungnya, tidak semua jenis ikan laut bisa menghasilkan reaksi alergi. Sehingga, kita masih memiliki kesempatan untuk memilih jenis ikan laut tertentu untuk dikonsumsi.
Ikan laut yang tidak gatal salah satunya adalah ikan bandeng. Beberapa jenis ikan laut yang bersisik lainnya juga ada yang tidak membuat atau menimbulkan rasa gatal (alergi).
Daging Merah |
Selain ikan-ikanan, ada banyak sumber protein lainnya yang bisa kita manfaatkan. Mulai dari kacang-kacangan sebagai sumber protein nabati, telur, hingga protein hewani yang bersumber dari daging putih (daging ayam, kelinci, dan burung) atau daging merah (Contoh, daging sapi, kambing, atau kerbau).
2. Makanan alternatif untuk alergi telur dan ayam potong
Bagi teman-teman yang alergi terhadap telur dan ayam potong. Berdasarkan pengalaman, telur ayam tidak seluruh bagiannya dapat memicu alergi. Biasanya, hanya bagian kuningnya saja yang sering menyebabkan alergi.
Kamu bisa mencoba mengkonsumsi bagian putih telur untuk telur dari ayam petelur. Biasanya, bagian putihnya tidak menyebabkan alergi.
Jika kamu ingin mengkonsumsi putih dan kuning telur, cobalah memilih telur ayam kampung.
Sedangkan untuk daging ayam (potong), hampir seluruh bagian daging ayam dapat memicu alergi. Alternatifnya, kamu bisa membeli daging ayam kampung.
Pengalaman alergi anak membuat saya tahu beberapa daging putih lainnya yang aman dikonsumsi. Mulai dari daging bebek atau mentok, hingga daging kelinci dan burung.
Daging Ayam Kampung |
Tapi kamu harus hati-hati jika membeli daging bebek di warung makan atau restoran. Karena tidak jarang, minyak goreng yang digunakan untuk menggoreng daging bebek tersebut adalah minyak goreng bekas menggoreng ayam potong.
Di sinilah masalahnya. Minyak bekas menggoreng tersebut bisa berpindah ke daging bebek karena digoreng dengan minyak yang sama. Sehingga, kadang kita merasakan gatal atau reaksi alergi ketika makan daging bebek dari warung-warung.
3. Makanan pengganti untuk alergi kacang-kacangan
Kacang-kacangan juga merupakan sumber protein. Karena seperti yang telah teman-teman baca di atas. Penyebab reaksi alergi muncul di tubuh kita rata-rata diakibatkan oleh protein.
Jika kamu alergi terhadap kacang, semua jenis kacang sebaiknya dihindari. Atau bisa dicoba satu per satu, dan temukan salah satu yang tidak menyebabkan reaksi alergi. Misalnya kacang mete atau yang lainnya.
Karena ini adalah sumber protein, maka menggantinya dengan sumber protein yang lain tidaklah terlalu sulit. Sebab, ada banyak makanan yang bisa menjadi sumber protein. Seperti daging atau telur serta ikan seperti yang telah disebutkan di atas.
Akan tetapi, apabila kamu pantang mengkonsumsi daging atau ikan-ikanan dan hanya menginginkan sumber protein nabati. Kamu bisa mencoba mengkonsumsi: tahu, alpukat, tempe, atau sayur bayam, brokoli, dan kentang.
Alpukat Sebagai Sumber Protein |
Itulah beberapa tips yang bisa dicoba untuk menghindari agar anak-anak tidak mudah terkena alergi. Agar alergi tidak membahayakan, pastikan kamu memeriksakan anak ke dokter apabila gejala-gejala seperti gatal, ruam-ruam, hingga sesak nafas dan meler/pilek muncul secara tiba-tiba setelah makan makanan tertentu, terutama yang telah disebutkan di atas.
0 comments: