Sekarang, smartphone dan internet yang semakin murah dan terjangkau membuat siapapun bisa mendapatkan informasi sebanyak yang mereka inginkan dari belahan penjuru dunia.
Bahkan, banyak informasi yang tidak kita cari tapi seolah-olah datang sendiri. Tanpa kita sadari, berbagai informasi tersebut membuat pengetahuan kita terus bertambah dari waktu ke waktu.
Sesekali, kita juga dihibur dengan tingkah tingkah lucu dan menggemaskan dari anak-anak, yang entah asalnya dari mana dan anak siapa pula itu? Di antara tingkah lucu dan menggemaskan dari anak-anak tersebut. Tak jarang juga kita dibuat takjub dengan ulah dan kecerdasannya.
Bagaimana tidak, sering kita disuguhkan video-video yang menunjukkan kecerdasan anak dalam menghafal Alquran di usia yang sangat belia. Usia dimana teman-teman sebayanya mungkin masih belum bisa mengenal huruf.
Kadang, kita juga disuguhkan kecakapan balita dalam membaca dan berkomunikasi layaknya orang dewasa. Mereka bahkan mampu mengucapkan kata-kata multisuku yang terdengar rumit itu… Ya... Yang rumit itu!
Hingga membuat saya sering tertegun dan penasaran. Apakah otak anak tersebut bisa mengurai kata-kata dan mengekstraksi makna dari setiap ucapannya?
Benak dibuatnya penuh dengan pertanyaan…
Jika anak yang masih balita tersebut bisa mengurai kata-kata dan mengekstraksi makna dari ucapannya. Apakah mungkin kita bisa membuat anak kita juga memiliki kemampuan yang sama, atau paling tidak mendekatinya? Jika bisa, bagaimana caranya?
Didorong oleh rasa penasaran, saya sering berusaha untuk mencari tahu cara-cara orang tua dari berbagai belahan dunia melatih kecerdasan anak mereka.
Bagaimana para orang tua dari berbagai belahan dunia merangsang kecerdasan bayi mereka? Berikut diantaranya.
1. Mengajak bayi berbicara bahkan sebelum lahir
Tahukah Bunda? Otak bayi mengandung 100 miliar neuron. Jumlahnya tak kalah dari jumlah bintang di galaxy Bima Sakti.
Dan, di tahun pertama kehidupannya, ada triliunan sel otak yang akan tumbuh dan terhubung (sinapsis saraf). Fakta lain menyebutkan bahwa, koneksi saraf-saraf di otak bayi 2 kali lebih banyak dibandingkan dengan orang dewasa.
Menakjubkan, bukan?
Semakin banyak saraf yang terkoneksi, maka akan semakin cerdas otak anak. Tapi, apakah saraf-saraf tersebut akan terkoneksi sendiri dengan begitu saja? Ataukah membutuhkan stimulasi tertentu untuk menghubungkannya satu sama lain?
Ternyata, apa yang didengar, dirasakan, dan berbagai pengalaman penuh kasih yang kita berikan kepada bayi bisa membantu meningkatkan koneksi antar saraf dan memperbanyak jalur yang terhubung di otak mereka.
Pada gilirannya, ini akan menciptakan keterampilan berbahasa, penalaran, hingga perencanaan di otak anak.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa, pengalaman yang mereka rasakan, pemandangan yang mereka lihat, atau suara yang mereka dengar, bisa membantu menstimulasi saraf-saraf di otak bayi agar makin banyak terhubung. Semakin banyak saraf yang terhubung, akan semakin cerdas pula otaknya.
Selain cara di atas, masih ada banyak cara lain yang bisa bunda coba untuk melatih kecerdasan bayi. Misalnya,
2. Sering-sering melakukan kontak mata
Manfaatkan saat-saat singkat ketika bayi sedang melek. Tempatkan wajah Bunda di depan wajahnya dan tatap matanya. Jangan khawatir, bayi bisa mengenali wajah sejak dini.
Dan, mengenalkan wajah anda sebagai ibunya adalah sesuatu yang sangat penting. Setiap kali bayi menatap Anda, ini akan memberikannya kesempatan bagi otaknya untuk membangun ingatan (memory).
3. Ajak mereka melihat-lihat gambar
Gambar yang berwarna warni sangat menarik bagi bayi. Misalnya, Bunda bisa membuat dua gambar yang sama persis tapi, bedakan kedua gambar tersebut dengan memberikan tambahan 1 buah benda. Kegiatan seperti ini bisa membantu anak lebih cepat mengenal huruf dan lebih cepat membaca di kemudian hari.
4. Pancing mereka untuk berceloteh
Saat mereka terjaga, buat mereka agar mau berceloteh. Entah, dengan mengajaknya berbicara dan melakukan kontak. Segera, bayi akan seolah-olah bisa diajak bercakap-cakap meskipun ucapan yang dikeluarkannya masih belum jelas.
5. Perdengarkan musik
Ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa, mempelajari ritme musik dapat membantu anak lebih mudah memahami matematika.
6. Berikan peringatan
Apapun yang akan anda lakukan, cobalah untuk mengkomunikasikannya terlebih dahulu dengan bayi. Misalnya, sebelum menyalakan lampu atau menekan saklar, cobalah untuk katakan,
“Sayang… bunda nyalakan lampu sekarang ya…”
Hal-hal remeh seperti ini bisa membantu anak belajar mengenai sebab dan akibat.
7. Ajak mereka bergurau
Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mengajak bayi bergurau. Misalnya dengan menggelitik kakinya atau bagian-bagian badannya yang lain. Atau, bisa juga dengan melakukan berbagai permainan yang menyenangkan lainnya.
Kegiatan ini bermanfaat untuk membantu mengajarkan anak mengantisipasi kejadian, dan agar mereka punya selera humor.
8. Tunjukkan kepadanya berbagai mimik muka
Di rumah kami, suami seringkali menunjukkan mimik muka yang aneh-aneh kepada anak-anak. Bahkan mereka punya permainannya sendiri yang bagi saya sedikit aneh.
Tapi tahukah Bunda, menunjukkan mimik muka yang lucu atau aneh juga bisa membantu melatih kecerdasan bayi. Misalnya, dengan menggembungkan pipi, nyengir, tersenyum, menjulurkan lidah, dsb.
9. Jangan lewatkan kesempatan menyusui bayi
Menurut penelitian, anak-anak sekolah yang ketika masih bayi diberi ASI--rata-rata memiliki IQ yang lebih tinggi. Selain karena kandungan ASI, kontak antara ibu dengan bayi dan berbagai kegiatan yang dilakukan selama menyusui, seperti berbicara, bersenandung, atau sekedar membelai rambut bayi, ternyata juga dapat memberi pengaruh terhadap kecerdasan otak mereka.
10. Jauhkan hp dan TV dari mereka
Seberapapun mendidiknya acara TV atau video di Youtube. Pendidikan satu arah ini justru sangat merugikan kecerdasan otak. Pasalnya, menonton akan membuat anak jadi pasif dan kesulitan berinteraksi.
So, jauhkan hp dari mereka!
Selain beberapa tips di atas. Sebenarnya masih ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk melatih kecerdasan bayi. Seperti misalnya,
- Setiap hari, luangkan waktu untuk bersama tanpa musik, tanpa lampu, tanpa mainan, dan tanpa kegiatan apapun
- Jadilah teman bermain untuk anak
- Bangun jalur rintangan yang akan melatih anak mencari solusi
- Biarkan anak menyalurkan emosinya dengan menangis atau berteriak
- Jangan potong ucapannya dan berikan mereka kesempatan membela diri
- Dukung setiap kegiatan yang mereka lakukan
- Jangan marahi mereka ketika melakukan kesalahan
- Ajak mereka jalan-jalan dan sebutkan semua nama-nama benda yang ada di sepanjang jalan, meski mereka tak mengerti
- Sesekali, kejutkan mereka, dan
- Terus berikan mereka makanan maupun minuman bergizi sembari menjauhkan junk food
0 comments: