“... Bahwasanya mungkin saja kita tidak tahu dimana rezeki kita berada, tapi dengan ikhtiar sepenuh sungguh, rezeki kita sangat tahu dimana alamat kita. Dia akan datang tanpa terlambat atau lebih cepat barang sedetik. Tepat waktu.”
-Kang Maman dari Buku Bahagia Bersama hal. 37-
Nampaknya, kira-kira seperti itulah perumpamaan yang tepat untuk menggambarkan daerah kelahiran saya saat ini, Wonosalam. Dengan kearifan lokal yang sudah ada sejak dulu, kini menjadi ladang rezeki untuk masyarakat sekitar.
Wonosalam adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Jombang yang terletak di kaki Gunung Anjasmoro. Karena berada di wilayah yang agak terpelosok dimana jaringan internet seperti IndiHome pun belum tersedia, membuat saya sulit menyebut Kecamatan ini sebagai sebuah kota. Karena itu, selanjutnya saya akan menyebut Kecamatan ini sebagai "Desa" saja.
Desa yang dulunya hanya sebuah desa biasa dan tampak seperti tidak memiliki potensi apapun ini, kini tampak begitu menarik, bak putri yang baru turun dari kayangan.
Sungguh! Segala bentuk perkembangan desa Wonosalam berapa tahun belakangan ini, tak pernah sedikitpun terlintas di benak saya. Tapi, hidup ini memang tak ubahnya seperti roda yang berputar. Perbedaan antara Wonosalam 5-7 tahun lalu dengan kondisi saat ini, benar-benar bak langit dan bumi.
Dulu… 10 tahun yang lalu, Saat saya meninggalkan desa ini untuk merantau demi mencari sesuap nasi. Desa ini, begitu sunyi, begitu damai. Sepanjang hari yang melintas di jalan-jalan berkerikil yang sempit dan berkelok serta mendaki itu hanyalah penduduk yang wara-wiri jalan kaki. Atau, sesekali dilintasi motor peternak kambing yang pulang mencari rumput.
Namun kini, nyaris sepanjang hari, mobil dan motor melintas. Menunjukkan banyaknya variasi plat nomor kendaraan dan wajah-wajah baru para wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam Wonosalam dan mencari hiburan diantara objek-objek wisata yang tumbuh bak jamur di musim hujan.
Meski kesunyian dan kedamaian yang dulu saya kenang dari desa ini, kini mulai terusik oleh deru mesin kendaraan yang memadati jalan-jalan sempit yang sudah semakin mulus, namun saya justru merasa bersyukur.
Karena, padatnya jumlah kendaraan yang melintas, adalah bukti kalau desa ini semakin berkembang dan semakin populer di kalangan wisatawan. Dan, itu berarti… ada berkah yang melimpah bagi penduduk desa berkat kehadiran objek wisata dan para wisatawan yang berkunjung tersebut.
Wisatawan lokal yang berkunjung ke Wonosalam, tidak hanya berasal dari daerah sekitar Jombang saja. Melainkan, tak sedikit wisatawan yang juga datang dari luar kota. Seperti dari Kediri, Gresik, Lamongan, Mojokerto, Surabaya bahkan Jakarta. Ya! Kini Wonosalam sudah makin dikenal.
Selain objek wisata, villa, pemandangan alam yang menarik, dan rasa kopinya yang nikmat, popularitas Wonosalam juga tak lepas dari event tahunan yang selalu menjadi acara paling dinanti-nanti, yaitu, event "Kenduren."
Event tahunan yang diadakan di lapangan desa Wonosalam ini selalu digelar pada puncak musim durian-biasanya pada bulan Maret. Karena, pada saat itu, jumlah durian masyarakat Wonosalam sedang membludak.
Sehingga, sebagian hasil panen mereka akan dikumpulkan untuk dibuat menjadi tumpeng durian yang sangat tinggi bak menara.
FYI, tumpeng durian ini dibuat dengan durian berjumlah sesuai dengan tahun diadakannya event kenduren. Jadi, jika diadakan di tahun 2022, maka bisa dipastikan jumlah buah durian yang disuguhkan untuk membuat tumpengan tersebut adalah 2022 buah.
Saya yakin, pasti banyak pembaca blog ini yang belum begitu kenal atau belum begitu familiar dengan kearifan lokal di desa saya ini. Seperti apa keunikannya? Dan, bagaimana keseruan event ini? Yuk! Simak cerita saya di bawah ini.
Kenduren, Pesta Ribuan Durian Lokal Wonosalam
Sebagai penghasil durian yang enak, Wonosalam sejak 2012 lalu, sudah mengadakan event tahunan yang disebut "Kenduren."
Kata "Kenduren" adalah singkatan dari kenduri durian. Kata "kenduri" sendiri bisa berarti tradisi atau adat perjamuan makan untuk memperingati suatu peristiwa, sambil meminta berkah dari Allah SWT.
Kenduren (kenduri durian) memiliki tujuan yang sama, yaitu memperingati panen raya durian. Sebagai ucapan syukur kepada Allah SWT atas keberkahan tanah yang subur hingga menghasilkan duren (durian) yang berlimpah setiap tahun.
Tradisi ini menyuguhkan tumpeng durian yang diberikan gratis untuk seluruh masyarakat yang hadir. Tumpeng durian yang disusun tinggi dan dihias hingga menyerupai tumpeng pada umumnya ini, akan diletakkan di tengah-tengah lapangan.
Uniknya, tumpeng Kenduren ini tersusun dari buah durian yang jumlahnya ditentukan berdasarkan tahun diadakan acara Kenduren Wonosalam. Ya.. ada ribuan durian yang tertata apik dengan sangat indah di tengah lapangan itu.
Saat waktunya tiba, yang akan kalian lihat hanyalah ribuan manusia yang memadati area lapangan sambil mengelilingi tumpang durian, yang siap menjadi rebutan untuk dinikmati. Lautan manusia yang hadir tersebut membuat, tumpeng durian yang tadinya berdiri gagah, ludes dalam waktu singkat.
Ups…bagaimana dengan mereka yang tidak kebagian? Tak perlu khawatir! Karena di sekitar lapangan, masyarakat sudah siap menunggu dengan lapak-lapak durian dadakan yang menawarkan manisnya durian lokal khas Wonosalam.
Jadi, kapan kalian akan berkunjung ke desa yang indah ini? Untuk menikmati manisnya durian lokal Wonosalam atau segarnya secangkir kopi segar yang baru di-roasting sambil menikmati keindahan alam, mungkin…
Peranan Internet dalam memajukan Kearifan lokal
Seperti yang saya ungkapkan sebelumnya di atas. Desa kelahiran saya ini, 10 tahun yang lalu masih terasa begitu sepi dan damai. Kalaupun ada wisatawan yang datang berkunjung. Biasanya, mereka hanyalah penduduk sekitar yang memang sudah tahu keindahan alam desa yang berada di kaki Gunung Anjasmoro ini.
Tapi, jika kini Wonosalam semakin ramai dikunjungi oleh wisatawan sekitar maupun yang berasal dari luar daerah. Tentu ada penyebabnya, bukan?
Tidak dipungkiri apabila daya tarik event seperti Kenduren Wonosalam dan kehadiran internet di pelosok seperti Wonosalam, adalah kombinasi yang mampu membuat sesuatu yang tampaknya sulit diubah, kini bisa berubah dalam sekejap mata!
Tersebarnya informasi tentang Kenduren Wonosalam ini, tak luput dari kemajuan teknologi yang sekarang makin berkembang. Hadirnya internet yang memungkinkan semua orang bisa mengakses berita apapun melalui ponsel mereka, membuat jangkauan informasi tentang Kenduren Wonosalam semakin meluas.
Di samping Kenduren, keindahan alam Wonosalam yang masih alami, cuacanya yang selalu sejuk dengan airnya yang jernih dan dingin, cita rasa kopinya yang enak, serta objek-objek wisata alam dan air yang dipresentasikan dengan apik, mampu menarik minat wisatawan yang ingin lari dari penat dan panasnya suasana kota.
Dengan suhu udara khas kaki gunung yang relatif sejuk, membuat Wonosalam menjadi salah satu alternatif destinasi liburan masyarakat Jombang maupun daerah-daerah di sekitarnya yang ingin mencari suasana asri dan tenang.
Selain objek wisata, kini semakin banyak warung-warung kopi di sepanjang jalan-jalan desa. Warung-warung tersebut sebagian besar menawarkan kopi hasil petani Wonosalam seperti kopi excelsa yang menjadi salah satu komoditi desa di samping durian, kambing, susu, coklat, dan cengkeh.
Daya tarik dan kekayaan alam Wonosalam ini, tentu akan sulit terekspos jika tidak ada internet yang memudahkan para wisatawan membagikan hasil kunjungan mereka melalui sosial media. Hingga membuat Wonosalam semakin dikenal oleh masyarakat dari daerah-daerah lain.
Dari Kearifan Lokal, Menjadi Berkah Kemakmuran
Tidak dipungkiri, dari event yang menjunjung kearifan lokal inilah, ekonomi di Wonosalam bergerak sangat cepat. Dari penjual kopi murni pinggir jalan hingga penjual durian, semuanya merasakan dampaknya.
Sebagai contoh kecil, bibik saya, Gina adalah salah satu pedagang durian yang merasakan dampak tersebut. Dengan adanya Kenduren yang tersebar luas karena internet ini, bibik Gina yang berjualan di pasar buah Wonosalam, kini memiliki banyak pelanggan tetap.
Tidak tanggung-tanggung, pelanggannya terus bertambah dari tahun ke tahun. Seperti pengunjung Kenduren, pelanggan yang ia miliki tidak hanya dari daerah Jombang saja, ada yang dari Mojokerto, Lamongan, Gresik, Surabaya hingga Jakarta.
"Alhamdulillah... Dari status WhatsApp yang saya bagikan, banyak pelanggan yang memesan durian kepada saya. Bukan hanya itu, pelanggan juga selalu mencari informasi tentang durian saat akan berkunjung ke Wonosalam."
Begitu tutur beliau saat saya tanya, apa dampak kemajuan internet ini dalam usahanya berjualan durian saat musim durian tiba.
Bahkan ketika ramai Bibik Gina bisa mendapatkan omset hingga 4 juta rupiah per harinya, Luar biasa! Semua itu didapatkan bukan hanya dari pembeli yang datang ke pasar Wonosalam saja, namun dari status yang ia buat melalui WhatsApp maupun Facebook.
Dengan adanya internet ini, para pedagang durian di Wonosalam seperti bibik saya bisa mengabarkan kepada pelanggan mereka yang berada di luar kota atau di luar daerah.
Peranan Internet dalam Mengenalkan Kearifan Lokal
Sebagai seorang yang bekerja di dunia digital, saya memahami betul bagaimana internet yang cepat sangat membantu dalam sebuah bisnis. Bukan hanya itu, saya juga merasakan bagaimana terbantunya saya saat menggunakan internet cepat.
Saya adalah warga Wonosalam yang terpaksa menepi ke pinggir kota untuk menikmati akses internet IndiHome, karena pekerjaan menuntut saya agar menyediakan internet yang kenceng.
Dari cerita singkat saya di atas, saya bisa menyimpulkan bahwa peran internet dalam mempromosikan kekayaan daerah maupun kearifan lokal sangatlah besar. Sebagai salah satu penggiat sosial media, saya sangat merasakan dampak yang bisa diberikan oleh internet.
Sebagai pelanggan IndiHome selama 7 tahun ini, saya berharap kedepannya penyedia layanan internet yang bernaung di bawah Telkom Group ini bisa dinikmati oleh warga Wonosalam. Terutama, untuk mempromosikan kearifan lokal desanya kepada seluruh masyarakat Indonesia atau bahkan hingga ke seluruh dunia.
Saya merasa jika jaringan internet dengan koneksi yang stabil, cepat dan murah seperti yang ditawarkan oleh IndiHome, adalah jenis koneksi internet yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat di Desa Wonosalam.
Dengan bangga saya bisa mengatakan, bahwa IndiHome adalah Internetnya Indonesia yang sangat bisa diandalkan untuk dengan konsisten mempromosikan kearifan lokal di seluruh Indonesia.
Oh ya.. Jika kamu ingin menikmati enaknya durian Wonosalam, bisa banget untuk menghubungi bibik saya, Gina penjual durian Wonosalam di wa.me/6281246406305 ya.. Beliau sudah berjualan lebih dari 10 tahun, jadi bisa dipastikan kalian akan mendapatkan Duren terbaik wonosalam melalui tangannya.
Semoga tulisan saya bermanfaat dan bisa menjadi tujuan wisata selanjutnya buat kalian.
Dengan adanya internet dari Indihome ini, kearifan lokal bisa semakin terjaga dan lestari ya mbak
ReplyDeleteSemoga akses internet segera menyebar, merata di Wonosalam ya Mbak Inuel. Saya penasaran, pengen lihat langsung kenduren dan menyantap langsung durian khas Wonosalam. Kapan ya bisa ke sana.
ReplyDeleteAyok mbak main main ke Jatim 😁
DeleteDulu depan rumah aman tentrem, sekarang jalan raya depan rumah itu rasanya setiap hari rame banget. Apalagi kl weekend, plat mobil mana mana lewat depan rumah, tujuannnya pasti ke Wonosalam.
ReplyDeleteKl ada pesta duren gini, yg jual alan sampe depan rumahku lo mbk. Nyewa gitu didepan rumah hehe... Berkah banget memang pesta duren ini. Berkah buat masyarakat sekitar.
Semoga, internet makin lanjar di Wonosalam
Aamiin.. mantul pokoknya kalo musim duren, eh pas tadi aku baru mudik, duren di kebun bapakku buah banyak dong wkwksk.. Alhamdulillah
DeleteKenduren Wonosalam ini selalu ingin ke sana tapi selalu enggak bisa karena sering bentrok sama jadwal lain. Pernah saudara ke sana, pulang2 bawa durian enak2 banget.
ReplyDeleteJadwalin Mbaj Ria, deket aja lo, gak sampe 2 jam kan perjalanan. Cuma ya emang waktunya harus tepat hehe
DeleteBuat yang doyan durian, wajib banget nih liburan ke Wonosalam. Tampak daging duriannya itu lho, gede-gede
ReplyDeleteBtw btw, nasib desa Wonosalam kok ya mirip dg desa tempat tinggalku. Belum ada IndiHome. Hahahaha
Semoga segera ada nih, penduduknya udah pada melek teknologi semua.. kita doakan saja Internetnya Indonesia ini bisa masuk desaku..
DeleteDuh pesta durian, mau banget kalau deket. Akses internet memang berperan penting untuk kemajuan ekonomi saat ini
ReplyDeleteAwalnya aq kira kenduren kayak di desa2 gitu yg dikasih besek dibawa pulang habis acara. Ternyata kenduren nya isinya durian. Wow buah kesukaan ku. Jadi pingin ke Wonosalam deh
ReplyDeleteWow durian kesukaan banget jadi kepingin datang klo pas ada tumpeng durian apalagi dibuat berjumlah sesuai dengan tahun diadakannya event kenduren. Jadi, jika diadakan di tahun 2022, super banyak ....
ReplyDeleteSekarang Internet sdh tbukti manfaatnya y mba
Kenduren kalau di tempatku artinya selamatan. Di sana ternyata kepanjangan kenduri durian. Tumpeng duren sebanyak itu, gak horor ya saat pada rebutan?
ReplyDeleteAku kayanya bakal jadi penonton atau menjauh aja. Gak bisa kena bau duren
Mantap nih pesta duren bener yaaa... Makin banyak orang yang tau tentang Kenduren Wonosalam, maka akan makin bagus prospek penjual duren di masa depan. Salah satu manfaat baik internet ya gitu, asalkan digunakan untuk kemaslahatan, Insya Allah akan memberikan efek positif.
ReplyDeleteWonosalam ini deket dengan Gunung Bromo ya..?
ReplyDeleteAiih, beneran, kayanya aku pernah diajakin masku liburan ke Wonosalam. Kini wisata kuliner bisa dipadukan dengan wisata alam. Jadi waktu itu, ada jaminan kalau duriannya gak manis, boleh dikembalikan. Karena kita menginap di penginapan kebun durian.
MashaAllah~
Peran internet masa kini yang bisa mengabarkan kebaikan dan kearifan lokal dari Wonosalam.
Jadi inget dulu pernah banyak pemuda desa berbondong-bondong meninggalkan desa karena mau meningkatkan taraf hidup di kota, tapi sekarang nampaknya mereka gak perlu susah payah lagi mencari pekerjaan di kota sejak internet masuk ke desa2 ya Mba, karena justru banyak konten2 pedesaan di Youtube disukai penonton, yang butuh refreshing dari kehidupan kota yang hiruk pikuk. Makanya aku bersyukur internet masuk desa
ReplyDeleteAh aku jadi penasaran banget sama Kenduren Wonosalam. Mudah-mudahan bisa ada waktu dan kesempatan untuk mencicipi durian Wonosalam dan menikmati kopinya.
ReplyDeleteBetul banget ya, sekarang internet seperti mendekatkan yang jauh, dan juga bisa memperluas kearifan lokal.
di keluargaku yang suka durian cuma saya hahaha jadi jarang makan durian kalau ada trip dan disruh kesini ini sih syurgaaa pecinta duren ya mak hihihihi hihihi pengen deh kesini cobain durennya
ReplyDelete