Satu tahun yang lalu. Bukan! Maksud saya dua tahun yang lalu. Saya dikejutkan oleh kotoran di telinga anak pertama kami yang nyaris menutupi seluruh lubang telinganya. Baik di sebelah kiri dan kanan.
Kemudian giginya perlahan mulai menguning dan berkarang sejak ia menyikat sendiri giginya dari usia 5 tahun. Lalu, kuku kakinya mulai tampak menghitam sejak ia mulai mandi sendiri dari usia 7 tahun.
Ya, kami memang berusaha mengajarkan anak-anak kami agar bisa mandiri sejak usia dini. Tapi konsekuensinya, kebersihan diri mereka jadi kurang terjaga.
Hal tersebut bisa terjadi karena anak-anak masih belajar mengenai apa saja yang harus dilakukan saat membersihkan diri mereka. Di samping, karena pengalaman mereka yang masih minim.
Meskipun kebersihan tubuh anak semakin berkurang saat mereka belajar mandiri, namun kami tetap melanjutkan proses belajar mandiri mereka. Hanya saja, kami mencoba menambah beberapa alat mandi dan mengubah kebiasaan.
Cara Menjaga Kebersihan Tubuh Anak saat Belajar Mandiri
Untuk memudahkan anak-anak menjaga kebersihan diri mereka saat belajar mandiri, kami mencoba membeli beberapa perlengkapan yang lebih mudah digunakan serta mengubah beberapa kebiasaan.
Yuk cari tahu apa saja Perlengkapan mandi yang sebaiknya kita miliki saat anak-anak belajar mandiri dan apa saja kebiasaan baik yang perlu mereka kerjakan.
1. Sikat Gigi 30 Menit Setelah Makan
Menyikat gigi adalah kebiasaan baik yang bisa membantu menjaga kebersihan mulut anak. Karena itu, kami sudah membiasakan menyikat gigi anak sejak gigi mereka baru muncul.
Untuk membiasakan anak menyikat gigi, kami selalu mengajak mereka sikat gigi sebelum tidur.
Pada awalnya, kami sebagai orang tua secara rutin menyikat gigi anak sebelum tidur. Seiring dengan bertambahnya usia mereka, mereka mulai belajar menyikat gigi sendiri.
Setelah mereka cukup mampu untuk melakukannya. Kami membiarkan anak-anak menyikat giginya sendiri setiap sebelum tidur di malam hari.
Tapi, karena kemampuan dan pengalaman mereka yang sangat terbatas. Kadangkala cara mereka menyikat gigi belum tepat. Sehingga, lama-kelamaan gigi menjadi kuning dan berkarang.
Untuk mengatasinya, kami mencoba menambah jadwal menggosok gigi. Yang tadinya hanya di malam hari sebelum tidur. Kini ditambah setelah sarapan atau setelah makan siang.
Akan tetapi, menyikat gigi setelah makan tidak boleh langsung dilakukan. Melainkan, harus ditunggu minimal 30 menit.
Pasalnya, makanan pokok yang kita konsumsi seperti nasi tentu saja mengandung karbohidrat yang cukup tinggi. Di samping nasi, pada makanan dan minuman anak-anak ada juga yang mengandung gula. Seperti susu misalnya.
Makanan yang banyak mengandung karbohidrat dan gula, bisa merangsang pertumbuhan bakteri di mulut yang berpotensi memperlemah email gigi.
Sikat gigi setelah makan bisa membantu mengurangi bakteri tersebut dan membantu melindungi email dari kerusakan akibat bakteri.
Akan tetapi, para ahli tidak menyarankan kita untuk menyikat gigi langsung setelah makan. Melainkan, harus menunggu minimal 30 menit terlebih dahulu.
Hal tersebut disarankan karena, pada makanan-makanan yang dikonsumsi anak-anak terkadang ada kandungan asam. Atau, kandungan-kandungan lain yang dapat memperlemah email gigi.
Jika langsung disikat saat email gigi sedang lemah. Hal ini bisa berdampak buruk dan menyebabkan email gigi terkikis. Dampaknya, bisa menyebabkan gigi cepat berlubang.
Maka dari itu, sikat gigi setelah makan sebaiknya dilakukan minimal 30 menit setelahnya. Atau jika memungkinkan, tunggulah hingga satu jam kemudian.
2. Ajak Anak Sikat Gigi Bersama
Mengajak anak-anak melakukan rutinitas seperti gosok gigi bersama-sama akan membantu mereka memahami cara menyikat gigi yang benar.
Karena saat menyikat gigi bersama-sama, orang tua bisa mengingatkan anak-anak bagaimana cara menggerakkan sikat gigi yang benar.
3. Beli Sikat Kuku
Kuku tangan maupun kuku kaki adalah bagian dari tubuh anak yang agak kurang terawat saat mereka belajar mandiri.
Tidak mengherankan, karena bagian ini jarang mendapatkan perhatian.
Tapi dibandingkan dengan kuku tangan, kuku kaki adalah bagian yang paling jarang dibersihkan karena anak-anak cenderung enggan untuk menunduk dan secara khusus membersihkan kuku kaki mereka.
Jadi, agar mereka selalu ingat untuk membersihkan kuku kaki, kami berusaha untuk membelikan mereka sikat yang didesain khusus untuk menyikat kuku kaki.
4. Periksa Kuku Sebelum Tidur
Selain rutinitas menggosok gigi, ada beberapa kegiatan lain yang kami tekankan sebelum tidur. Salah satunya adalah memeriksa kuku sebelum tidur.
Jadi, tujuan kami memeriksa kuku anak sebelum tidur adalah untuk memancing mereka agar lebih memperhatikan kebersihan kuku mereka.
Disamping itu, kebiasaan baik ini juga akan membuat mereka lebih bersemangat saat membersihkan kuku, pertama saat mandi.
5. Sediakan Tempat dan Sabun Cuci Tangan di Teras Rumah
Diakui atau tidak, kehadiran covid-19 telah mengubah banyak kebiasaan dalam hidup kita. Salah satunya adalah, kebiasaan mencuci tangan.
Membiasakan anak untuk mencuci tangan sebelum masuk rumah adalah kebiasaan baik yang perlu diterapkan sejak dini.
Pasalnya, saat bermain di luar rumah atau ketika pergi ke sekolah, anak-anak pasti menyentuh atau memegang berbagai macam benda, tanpa peduli apakah benda tersebut bersih atau kotor.
Menyediakan tempat cuci tangan khusus dan sabun di teras rumah akan memudahkan anak-anak saat akan mencuci tangan.
Meski demikian, karena anak-anak masih dalam proses belajar, mereka seringkali lupa untuk cuci tangan sebelum masuk rumah. Karena itu, setiap orang tua harus rutin memberitahu anak agar mencuci tangan sebelum masuk rumah. Terutama, setelah bermain dan saat pulang sekolah.
6. Mandikan Anak Dua atau Tiga kali Seminggu
Anak kami yang pertama sudah bisa mandi sendiri sejak ia masuk sekolah dasar. Meski demikian, cara mandi yang ia terapkan tentu saja belum sebaik cara mandi orang dewasa. Oleh sebab itu, 2 kali atau 3 kali seminggu saya akan membantu anak mandi.
Selain untuk membantu anak menggosok area tubuh yang tidak bisa mereka jangkau seperti bagian punggung, memandikan anak saat mereka belajar mandiri juga bermanfaat untuk, mengingatkan mereka bagaimana cara mandi yang benar.
7. Ganti Sabun Mandi
Seperti yang saya katakan di atas. Anak-anak yang belajar mandi sendiri sering melewatkan bagian-bagian penting dari tubuhnya yang perlu dibersihkan.
Cara mereka menggosok tubuh saat mandi juga tidak sebaik orang dewasa. Karena itulah, saya berusaha untuk memilihkan mereka sabun yang efektif membunuh kuman.
Akan tetapi, seperti yang kita tahu, kulit anak-anak adalah kulit yang masih muda. Oleh sebab itu, kita dilarang untuk menggunakan sabun yang terlalu keras atau terlalu banyak mengandung SLS.
Karena alasan tersebut, saya mencoba mencari sabun anti bakteri yang cocok untuk kulit anak, yang formulanya lembut serta menawarkan pH yang seimbang.
Dari sekian banyak merek yang saya pertimbangkan, (body wash) Betadine adalah salah satunya.
Ya! Betadine yang lebih kita kenal sebagai merek antiseptik ini juga kini memproduksi sabun mandi antibakteri yang diperkaya dengan vitamin E serta diformulasikan dengan PH seimbang. Ada dua varian sabun mandi yang mereka tawarkan.
- Varian pertama adalah Natural Defense Refreshing Pomegranate & Moisturizing Aloe Vera Body Wash, dan yang kedua
- Natural Defense Nourishing Manuka Honey & Moisturizing Aloe Vera Body Wash
Pada dasarnya, kedua sabun mandi Betadine tersebut memiliki kesamaan dari sisi kandungannya. Hanya saja, kedua Sabun Mandi tersebut menawarkan aroma yang agak berbeda.
Untuk anak cowok, menurut saya lebih cocok jika menggunakan aroma madu. Sedangkan untuk anak-anak cewek, lebih cocok menggunakan aroma pomegranate atau aroma delima.
Jika ingin mengetahui lebih lengkap mengenai manfaat serta kelebihan sabun mandi cair Betadine tersebut kalian bisa langsung berkunjung ke https://betadine.co.id.
0 comments: