Bagi saya, kehadiran smartphone dan internet cepat–sangatlah bermanfaat. Karena, melalui kedua teknologi tersebut, saya semakin mudah dan lebih banyak mengakses serta mendapatkan informasi-informasi yang saya butuhkan untuk mendidik anak.
Demi bisa memaksimalkan manfaat internet, saya dan suami sudah memutuskan untuk berlangganan IndiHome sejak 8 tahun yang lalu. Dan, saat ini pun kami masih mempertahankannya meski ada data seluler. Mengapa?
Dua alasan utama yang membuat kami tetap berlangganan IndiHome dari Telkom Group meskipun punya data seluler adalah karena,
- Kuotanya yang besar, dan
- Speed internet cepat serta stabil
Kedua point tersebut saya dapatkan dengan harga tetap dan sangat terjangkau.
Berkat kedua point tersebut, saya tidak pernah ragu untuk mengikuti, seminar, tidak pernah merasa berat untuk menonton video-video yang bermanfaat meskipun menghabiskan banyak kuota, dan saya tidak pernah merasa berat untuk mencari referensi sebanyak apapun.
Menggali Informasi Penting dari Internet
Pada awalnya, tujuan saya berlangganan IndiHome adalah untuk mengurangi pengeluaran beli paket data.
Pasalnya, sejak aktif menjadi blogger dan penulis bersama suami. Kami bisa menghabiskan kuota antara 200GB hingga 300 GB per bulan untuk mencari referensi.
Jika menggunakan paket data seluler, tentu biaya yang akan kami habiskan mungkin tidak kurang dari setengah juta rupiah per bulan. Dengan adanya IndiHome, saya bisa menghemat nyaris setengah dari biaya tersebut.
Disamping itu, internet yang ditawarkan oleh Telkom Indonesia ini adalah jenis internet kabel fiber optik. Sehingga, kecepatan download maupun upload yang kami peroleh sangat stabil.
Kami nyaris tidak pernah kehilangan akses, kecuali ada bencana seperti pohon tumbang yang menyebabkan kabel internet putus. Seperti yang pernah terjadi di wilayah tempat tinggal kami beberapa tahun lalu. Dan, kalau pun putus, proses perbaikannya tidak memakan waktu lebih dari sehari.
Kembali ke pembahasan utama…
Dari sekian banyak informasi yang saya peroleh melalui internet. Salah satunya adalah info mengenai cara mengajarkan anak-anak membaca, trik agar anak gemar membaca, hingga info tentang referensi buku-buku bagus untuk anak.
Pada awalnya, saya dan suami sempat berselisih pendapat mengenai, apakah anak harus diajarkan membaca sejak dini.
Untungnya, di internet ada banyak informasi yang dapat kami baca. Sehingga, melalui informasi-informasi tersebut saya dan suami sepakat untuk mengajarkan anak-anak gemar membaca sejak usia 3 tahun.
Saya sendiri keukeuh mengajarkan anak membaca sejak dini karena, saya sering melihat video anak-anak kecil yang bisa menghafal berjuz-juz Al-Quran, pandai membaca, menulis, dan pintar berceloteh dan bercerita.
Dari internet, saya juga jadi tahu kalau, di 6 tahun pertama usia anak-anak, mereka belajar dengan sangat cepat. Bahkan, disebutkan bahwa, usia 0 sampai 6 tahun merupakan usia (emas) dimana akselerasi belajar seorang anak lebih cepat daripada di rentang usia lainnya.
Pada usia tersebut juga lah sel-sel di otak anak yang sejak lahir membawa sekitar 200 milyar sel otak atau neuron aktif tersebut, bisa mengalami perkembangan hingga 20.000 sinopsis atau cabang (dendrit).
FYI, semakin banyak dendrit yang terbangun, maka otak anak akan semakin cerdas.
Untuk menumbuhkan dendrit tersebut, dibutuhkan stimulasi yang tepat. Sehingga, akan tercipta koneksi sel otak yang kian banyak.
Setiap koneksi antar sel otak yang terbangun tersebut merupakan hasil langsung dari stimulasi yang diterima oleh anak-anak melalui pengalaman mereka pada awal-awal kehidupan, yaitu pada usia 0 sampai 6 tahun.
Beberapa contoh pengalaman yang bisa menjadi stimulasi bagi anak diantaranya adalah, mendengarkan orang tua dan orang-orang di lingkungannya berbicara, mendengarkan atau menyimak saat orang tuanya membaca, kegiatan menyentuh benda-benda, aktif bergerak dan berpetualangan di alam, merasakan situasi alam, atau melihat bagaimana sebuah benda bergerak. Semua itu bisa menjadi stimulasi bagi mereka.
Manfaat Mengajarkan Anak Membaca Sejak Dini
Mengajarkan anak gemar membaca di usia dini masih menjadi perdebatan diantara para ahli. Apakah hal tersebut dibutuhkan atau tidak?
Sebagian ahli khawatirkan proses belajar akan membuat anak menjadi stres. Tapi bagi saya pribadi, saya lebih cenderung untuk melihat manfaatnya saja. Karena, jika (kita sebagai ortu) punya banyak waktu, kita punya kesempatan mengajarkan anak untuk membaca dan menulis dengan cara yang menyenangkan.
Atau bahkan, kita bisa mengajarkan anak-anak gemar membaca dan menulis tanpa mereka sadari bahwa mereka sedang belajar.
Di bagian atas, saya telah menyebutkan bahwa berkomunikasi dengan anak atau memperdengarkan apa yang kita baca, bisa membantu menciptakan koneksi-koneksi baru antar sel-sel otak anak.
Di samping manfaat neurologis tersebut, sebenarnya ada banyak manfaat lain yang bisa didapatkan anak-anak jika mereka aktif mendengarkan atau bisa membaca sendiri buku-buku yang sesuai dengan usia mereka. Seperti misalnya,
1. Anak akan lebih berprestasi di bidang akademik
Anak sulung saya. Saya perkenalkan pada huruf hijaiyah dan kegiatan calistung (baca, tulis, & berhitung) sejak usia 3 tahun.
Hasilnya, di usia 5 tahun atau ketika ia masuk TK, ia sudah bisa membaca, berhitung, menulis, dan mengaji.
Pada saat masuk MI, di semester pertama, anak saya berada di peringkat ketiga dari 30 siswa. Kemudian pada semester kedua, ia berada di peringkat keempat.
Meskipun mengalami penurunan peringkat, namun secara akademik, ia mengalami kemajuan yang signifikan. Tapi bukan itu poinnya. Karena yang ini saya tekankan adalah, anak ini merupakan salah satu anak berprestasi yang dibuktikan dengan peringkat tersebut.
Tidak bermaksud untuk menyombongkan diri. Tapi bagi saya, ini adalah salah satu bukti bahwa anak-anak yang bisa membaca sejak usia dini lebih mudah menyerap pelajaran, lebih mudah memahami pelajaran, dan bisa meningkatkan pengalaman dengan cepat melalui proses membaca.
Singkatnya, anak-anak yang bisa membaca sejak dini lebih mungkin mempelajari dan mendapatkan pengalaman yang tidak didapatkan oleh anak-anak yang belum bisa membaca.
2. Anak lebih gembira dan percaya diri
Di usia dini, kreativitas dan imajinasi anak sedang tumbuh subur. Saat mereka diberikan buku yang sesuai dengan usianya serta minat dan bakatnya, mereka akan merasa bahagia saat membaca buku-buku yang sesuai dengan minat dan bakatnya tersebut.
Bahkan, anak-anak juga sering merasa antusias ketika mereka mendengarkan orang tuanya membaca buku cerita untuk mereka.
Menurut penelitian, anak-anak yang belajar membaca sejak dini akan tumbuh dengan kepercayaan diri yang tinggi dan lebih cepat mandiri.
Kedua manfaat tersebut sudah saya buktikan sendiri. Di mana, anak saya yang bisa membaca di usia 4 tahun, sudah bisa mandiri sejak TK.
Sejak usia antara 5 hingga 6 tahun, anak sudah bisa mandi sendiri, menyikat gigi sendiri, mengambil nasi dan makan tanpa disuapin, cebok setelah BAK dan BAB sendiri, mencari baju seragam dan menggunakannya sendiri, hingga mencuci piring bekas makannya sendiri. Dan semua itu, dilakukan dengan cara yang sangat baik meski tanpa bantuan orang tua.
3. Memiliki kesadaran sosial yang tinggi
Bahkan sejak usia yang masih sangat belia, anak-anak bisa memiliki kesadaran sosial yang cukup tinggi. Mereka bisa mengetahui atau menyadari siapakah yang lebih populer, mereka bisa mengetahui siapa saja yang bisa melakukan sesuatu dan siapa yang tidak bisa melakukannya.
Kemudian, anak-anak yang bisa membaca sejak dini lebih mungkin berprestasi dan menerima penghargaan atau sertifikat atau piala atau yang semacamnya.
Bahkan, di beberapa sekolah, anak-anak yang sudah terlebih dahulu bisa membaca, sering kali dimintai bantuan oleh gurunya untuk mendampingi anak-anak yang belum bisa membaca atau mendampingi anak-anak yang baru mengenal huruf.
Semua itu bisa membangun rasa percaya diri dan menaikkan level kompetisi anak. Sehingga, status sosial anak di antara teman-teman sebayanya serta citra diri dan kepercayaan dirinya, akan terbangun dengan sangat baik.
4. Dapat berbicara dengan baik
Kemampuan anak dalam berbicara selain dipengaruhi oleh komunikasi yang intens yang dibangun oleh orang tua maupun orang-orang disekitarnya, juga dipengaruhi oleh buku-buku yang dibacanya.
Karena melalui buku-buku tersebut, anak-anak akan menyerap kata-kata maupun istilah-istilah baru yang mungkin belum pernah mereka dengar dari orang tuanya atau orang-orang di sekitarnya.
Karena itulah, anak-anak yang bisa membaca sejak dini umumnya,
- Punya kosakata yang lebih banyak
- Tata bahasanya teratur
- Bisa menulis dengan baik
- Memiliki ejaan yang baik. Dan,
- Punya komunikasi lisan yang lebih jelas
Cara Saya Bikin Anak Gemar Membaca
Membuat anak gemar membaca itu gampang-gampang susah. Ada anak yang sudah bisa membaca tapi tidak gemar membaca. Sebaliknya, tidak sedikit anak yang tampaknya masih mengeja tapi sangat getol membaca buku.
1. Buat Perpustakaan Pribadi di Rumah
Sudah kodrat manusia untuk selalu berusaha mengenal lingkungannya. Jadi, manusia akan berusaha untuk mengeksplor segala sesuatu yang ada disekitarnya untuk kemudian memanfaatkannya.
Berdasarkan hal tersebut, jika kita ingin anak-anak memiliki minat baca yang tinggi, maka kita harus mengisi lingkungan anak dengan buku-buku.
Kehadiran buku disekitar anak-anak akan memberikan kesempatan bagi mereka untuk mencari dan menemukan buku-buku yang mereka sukai.
Bahkan bagi anak-anak yang belum bisa membaca sekalipun, kehadiran buku-buku bergambar seperti komik dan sejenisnya tetap bisa menarik perhatian mereka.
Agar perpustakaan rumah yang kita bangun dapat menarik minat baca anak, perpustakaan rumah tersebut sebaiknya dibuat:
- Agar ramah anak. Caranya bisa dengan menyiapkan kursi dan meja khusus anak
- Jadikan seluruh rumah sebagai perpustakaan. Artinya, jangan hanya meletakkan buku di satu tempat. Tapi, cobalah untuk meletakkan buku di semua tempat. Baik itu, di ruang tamu, di tempat tidur, di ruang keluarga, hingga di teras rumah
- Lengkapi koleksi perpustakaan rumah dengan berbagai genre buku. Mulai dari, komik atau novel grafis, puisi, buku-buku yang lucu, hingga buku-buku berseri yang ramah anak
- Libatkan anak saat memilih dan membeli buku-buku yang akan digunakan untuk mengisi perpustakaan. Karena menurut penelitian dari Scholastic Kids & Family Reading Report, 91% anak-anak usia 6 hingga 17 tahun, mengatakan bahwa buku favorit mereka adalah buku yang mereka pilih sendiri
- Isi perpustakaan dengan buku yang sesuai minat dan bakat anak. Mengetahui minat dan bakat anak bisa dilakukan dengan mendengarkan celotehan mereka. Karena apa yang mereka bicarakan kebanyakan adalah, hal-hal yang menarik bagi mereka
- Tempatkan buku di tempat-tempat yang mudah dijangkau oleh anak
2. Perdengarkan Audiobook dan Koleksi Buku Digital
Di era ini, sebagian besar anak-anak sudah mengenal dan menggunakan gadget setiap hari. Karena sudah terbiasa dengan gadget, maka kita perlu juga melengkapi gadget yang mereka pegang tersebut dengan hal-hal yang bermanfaat. Seperti audiobook atau buku digital misalnya.
Memperdengarkan audiobook adalah salah satu cara menarik minat baca anak. Pasalnya, setiap anak umumnya sangat suka apabila dibacakan buku cerita atau diperdengarkan pada dongeng-dongeng.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Scholastic Kids & Family Reading Report, 4 dari 10 anak usia 6 - 11 tahun yang tidak lagi di bacakan buku oleh orang tuanya di rumah, mengatakan bahwa, mereka masih ingin terus dibacakan.
Tahukah anda mengapa?
Karena anak-anak merasa bahwa waktu ketika mereka dibacakan buku adalah waktu yang sangat spesial. Waktu tersebut terasa spesial bagi mereka karena mereka merasa sangat dekat dengan orang tuanya.
Mengingat, waktu yang diluangkan oleh orang tua untuk anak-anaknya di era modern ini sangat sedikit. Entah itu, karena kesibukan orang tua atau karena orang tua bekerja di luar rumah dari pagi hingga sore bahkan ada yang bekerja hingga malam.
Disamping audiobook, buku digital (e-book) bisa menjadi alternatif untuk memancing agar anak gemar membaca.
Bagaimana cara saya memancing anak membaca e-book?
Semua aplikasi-aplikasi yang penting dan sensitif pada smartphone dan tablet kami kunci dengan fasilitas AppLock. Tidak terkecuali, aplikasi YouTube Kids.
Tapi, kami tidak menerapkan kunci tersebut pada Google Play Books, PDF Reader, atau beberapa e-book reader.
Tujuannya adalah untuk memberikan kemudahan kepada anak dalam mengakses buku-buku digital yang telah kami beli.
Kami juga sengaja memberitahukan anak bahwa aplikasi-aplikasi tersebut bisa mereka akses karena tidak diberi password.
Buku digital bisa menjadi alternatif untuk memancing minat baca anak. Pasalnya, mayoritas buku-buku anak dalam bentuk ebook hadir dengan grafis berwarna.
Kehadiran warna pada buku seperti komik dan semacamnya membuat buku menjadi lebih hidup dan menarik.
Disamping mengoleksi buku dari Play Books, saya juga menginstall aplikasi iPusnas. iPusnas adalah aplikasi pinjam buku online yang menurut saya sangat bagus. Aplikasi ini adalah solusi bagi siapapun yang gemar membaca ebook tapi terkendala dana. Karena semua buku digital yang ada di iPusnas bisa dipinjam untuk dibaca secara bergiliran.
3. Sering-Sering Ajak Anak ke Toko Buku
Pada umumnya, kita hanya mengajak anak-anak ke toko buku pada saat ingin membeli buku pelajaran saja. Bahkan, ada orang tua yang dengan sengaja tidak mengajak serta anak-anaknya saat mereka berkunjung ke toko buku.
Padahal, mengajak serta anak-anak ke toko buku bisa memancing antusiasme mereka. Apalagi, jika di toko buku tersebut banyak buku-buku anak.
Selain untuk memancing minat mereka, tujuan kita mengajak anak-anak ke toko buku adalah untuk meningkatkan semangatnya membaca.
Contohnya begini…
Saat anak-anak diajak ke toko buku, otomatis mereka akan melihat-lihat buku-buku anak yang bagus. Dan, pasti ada banyak buku-buku yang menarik perhatian mereka serta mereka inginkan.
Tapi,
Alih-alih langsung memberikan mereka buku-buku Anda bisa menunda untuk beberapa waktu. Mengapa? Karena buku-buku tersebut bisa kita janjikan sebagai hadiah (bagi anak) apabila mereka,
- Sudah selesai membaca sebuah buku
- Apabila mereka rutin membaca setiap hari selama seminggu, atau
- Apabila mereka setiap hari menata kembali buku-buku di rak setelah membaca, atau
- Bisa juga dijanjikan sebagai hadiah apabila anak-anak berprestasi sesuai dengan kondisi dan situasi masing-masing
Begitu seterusnya. Apabila anak sudah mendapatkan buku yang mereka inginkan, Anda bisa menjanjikan kembali untuk mengajak mereka membeli buku baru ke toko buku, atau membelikan seri berikutnya jika kebetulan anak membeli buku berseri.
Saat berada di toko buku, biarkan anak-anak memilih buku yang mereka sukai berdasarkan minat dan bakat serta usia mereka.
4. Membaca Dongeng Sebelum Tidur dengan Trik Khusus
Kami selalu berusaha untuk mengajak anak-anak tidur setengah jam lebih awal dari jadwal tidur. Karena, momen sebelum tidur adalah momen yang sangat tepat untuk mengajak anak berbicara dari hati ke hati, menanamkan ide-ide, membangun karakter baik melalui cerita atau dongeng, setelah bisa menjadi waktu yang terbaik untuk membantu anak menghafal.
Karena itu, sebelum tidur, kami selalu memperdengarkan lantunan audio Alquran kepada anak. Karena rutin mendengarkan audio Al-Quran, kini anak-anak kami selalu meminta untuk mendengarkan Alquran setiap kali hendak tidur.
Tidak melulu Alquran, sesekali kami menyelinginya dengan audiobook yang berisi cerita-cerita menarik dari Spotify. Kemudian, kami juga selalu berusaha meluangkan waktu untuk menceritakan dongeng.
Berdasarkan pengalaman saya. Menceritakan dongeng dengan menggunakan bahasa sendiri jauh lebih menarik bagi anak-anak. Karena kita bisa mengukur sejauh mana pemahaman mereka terhadap istilah-istilah tertentu, dan kita juga mengetahui istilah-istilah apa yang paling sering digunakan oleh anak, sehingga mereka bisa memahami isi cerita dan menangkap pesannya.
Tapi! ada satu trik khusus yang selalu kami terapkan untuk memancing minat baca anak.
Trik tersebut adalah, tidak menyelesaikan cerita. Sehingga, anak-anak akan merasa penasaran dengan kelanjutan cerita tersebut.
Tujuan utama mengapa kita sebaiknya tidak menyelesaikan cerita atau dongeng sebelum tidur adalah:
- Untuk memancing minat baca anak. Karena apabila anak merasa penasaran, anak yang sudah bisa membaca akan berusaha membaca sendiri kelanjutan cerita yang kita bacakan tersebut dari buku atau ebook
- Kedua, cerita yang tidak tuntas akan membuat anak berimajinasi dan berandai-andai apa yang akan terjadi selanjutnya. Diantara manfaatnya adalah untuk menstimulasi imajinasi anak. Karena hal ini bisa membantu anak memahami konsep emosi, membentuk karakter mereka berdasarkan daya imajinasinya, membangun ide di otak mereka, dan memancing anak untuk berpikir lebih luas
5. Buat Tempat Khusus Membaca yang Kids Friendly
Selain ketersediaan buku yang lengkap, tempat yang menyenangkan juga bisa memancing minat anak.
Anak-anak biasanya sangat suka membuat rumah-rumahan. Atau, sangat suka berlindung di dalam benteng yang mereka buat.
Karena itu, kita bisa memfasilitasi mereka dengan tenda, atau bisa juga dengan menyediakan bahan-bahan yang bisa digunakan untuk membangun rumah-rumahan atau benteng.
Anak saya sendiri sangat suka membuat rumah-rumahan dan tinggal di dalamnya. Bahkan tak jarang, mereka sampai tertidur di dalam rumah-rumahan yang mereka buat dengan menggunakan kasur busa yang ditutupi kain seperti jilbab atau sarung.
6. Bonus Spesial Jika Sudah Menyelesaikan Satu Buku
Ketika saya mengajarkan anak membaca di usia dini dulu. Saya memancing minatnya dengan memberikan hadiah berupa, telur atau bola berhadiah.
Saya membeli telur atau bola-bola yang ada hadiahnya di dalam tersebut dengan harga Rp1.000 per pieces di online shop.
Di dalam telur tersebut, terdapat berbagai macam mainan berukuran kecil yang berbeda-beda satu sama lain.
Karena merasa tertarik dengan hadiah tersebut, anak saya pun selalu berusaha untuk menyelesaikan 1 lembar bacaan demi bisa dapat 1 hadiah.
Sedangkan untuk anak-anak yang sudah bisa membaca, ada banyak hadiah spesial yang bisa kita janjikan bagi mereka jika mereka bisa menyelesaikan satu buku.
Contoh, apabila mereka punya buku tentang binatang, tantang mereka untuk menyelesaikannya. Kemudian, janjikan mereka hadiah pergi ke kebun binatang apabila mereka sudah selesai membaca buku tersebut.
Intinya, hadiahnya bisa berupa hal-hal yang berkaitan dengan isi bacaan. Sehingga, hadiahnya akan terasa lebih menarik dan bermakna di samping memiliki nilai edukasi.
7. Prioritaskan Buku Sebagai Hadiah Prestasi
Setiap anak pasti menyukai mainan. Dan, mereka juga pasti berharap diberi mainan sebagai hadiah utama untuk setiap prestasi yang mereka torehkan.
Akan tetapi, disamping mainan seperti mobil-mobilan untuk anak laki-laki, atau boneka dan rumah-rumahan untuk anak perempuan, kita bisa memprioritaskan buku sebagai hadiah utama apabila mereka berprestasi.
Seperti yang saya sampaikan pada poin ketiga. Buku-buku yang paling diminati oleh anak, bisa dijadikan sebagai hadiah utama saat mereka berprestasi atau apabila mereka bisa mandiri. Misalnya, saat mereka sudah bisa mandi sendiri, makan sendiri, memakai baju sendiri, atau melakukan berbagai kegiatan baik seperti mengantri saat bermain perosotan, berbagi, membantu teman, dan semacamnya.
8. Pilih Buku yang Sesuai Minat Anak dan Menggunakan Bahasa Anak
Dulu, ketika saya baru mencoba memancing minat baca anak. Saya sengaja membeli banyak buku anak.
Saya menganggap buku-buku tersebut sangat bermanfaat mengingat isinya yang penuh dengan pengetahuan.
Tapi tak dinyana, ternyata buku-buku tersebut kurang menarik baginya sehingga lebih sering diabaikan.
Ada 4 alasan mengapa buku-buku yang saya beli tersebut tersebut kurang menarik bagi mereka.
- Pertama. Buku tersebut tidak sesuai dengan minat anak
- Gambar pada buku tersebut sangat minim
- Buku tersebut bukan mereka yang memilih
- Buku-buku tersebut menggunakan bahasa yang sulit dimengerti oleh anak. Atau singkatnya, buku-buku tersebut menggunakan bahasa-bahasa yang lebih cocok untuk orang dewasa
2 dari 4 poin tersebut, yaitu poin pertama dan keempat, menunjukkan bahwa, buku sebaiknya disesuaikan dengan minat anak dan harus bisa dipahami saat dibaca.
Jadi, sekalipun buku tersebut akan dibacakan oleh orang tua, namun buku-buku tersebut juga harus tetap menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak-anak.
Karena apabila terlalu banyak istilah-istilah yang sulit, hal tersebut akan membingungkan anak dan membuat konsentrasi mereka pada pesan yang ingin disampaikan melalui buku tersebut tidak tersampaikan.
Jadi, sebuah buku yang tepat untuk anak tidak selalu buku-buku yang dianggap bagus oleh orang dewasa, tapi juga, buku yang menggunakan bahasa mereka.
Tentu tidak mudah untuk menemukan buku-buku yang menggunakan bahasa-bahasa anak. Karena, sebagian besar buku yang ada di toko buku umumnya tidak bisa kita buka karena dibungkus plastik.
Untuk mengatasi kendala tersebut, saya pribadi lebih sering membeli ebook di Google Play Books. Karena mereka menawarkan sample (contoh) beberapa lembar sebelum kita memutuskan untuk membeli.
Atau bisa juga dengan membaca sinopsis atau referensi di website sebelum memutuskan untuk membeli buku. Perhatikan review-review orang-orang yang pernah membeli untuk mengetahui isinya.
9. Ikut Membaca Buku yang Dibaca Anak
Membaca secara nyaring dan bergiliran saat membaca buku-buku cerita, secara bertahap bisa mendorong anak-anak mengambil alih kegiatan membaca, sekaligus membuat mereka lebih antusias.
Jika punya dua orang anak, doronglah anak pertama yang sudah bisa membaca untuk membacakan buku bagi adiknya.
Ikut serta membaca buku yang dibaca oleh anak, juga bermanfaat untuk mengetahui isi buku tersebut. Dengan begitu, kita (sebagai orang tua) bisa mengetahui isi buku tersebut, dan mengetahui apakah ada hal-hal negatif dari buku tersebut yang perlu dijauhkan dari anak.
Tujuan lain ikut membaca buku yang dibaca oleh anak adalah untuk memberikan contoh kepada mereka.
Dan, jangan lupa! beritahukan alasan mengapa anda juga suka membaca buku-buku tersebut kepada anak.
Contohnya, Anda suka membaca buku anak karena:
- Cerita yang ada dalam buku tersebut merupakan salah satu cerita favorit anda
- Anda pernah membaca buku yang serupa saat kecil dulu dan ingin membacanya kembali
- Saat Anda kecil dulu, tidak ada buku seperti itu, dan anda merasa sangat tertarik meski sudah dewasa
- Atau, berbagai cerita-cerita menarik lainnya yang bisa menggugah antusiasme anak. Karena pada dasarnya, anda sebagai orang tua adalah role model mereka
10. Jangan Jadikan Kegiatan Membaca Buku Sebagai Hukuman
Pada awalnya, saya juga pernah berpikir untuk menjadikan kegiatan membaca buku sebagai hukuman. Niat saya waktu itu adalah untuk memberikan hukuman yang bermanfaat.
Tapi setelah banyak membaca, saya menyadari bahwa itu adalah sebuah kesalahan. Karena secara tidak langsung kita membuat anak membenci kegiatan membaca. Apalagi jika hukumannya adalah membaca buku yang tidak sesuai dengan minat mereka.
Kesimpulan
Untuk memancing minat baca anak, kita perlu memanfaatkan segala sesuatu yang dekat dengan mereka. Seperti lingkungannya, benda-benda yang setiap hari mereka pegang (seperti gadget), serta diri kita sendiri.
Memenuhi lingkungan anak dengan buku yang menggunakan bahasa anak dan sesuai dengan minat mereka, melengkapi gadget dengan buku digital, serta meluangkan waktu untuk membacakan buku cerita atau sekedar menemani mereka membaca, adalah cara-cara yang saya dapati sangat efektif dalam mendorong agar anak gemar membaca.
Untuk mendukung minat baca anak, saya bahkan tak ragu untuk berlangganan internet dari IndiHome. Pasalnya, dengan adanya internet cepat dari Telkom ini, saya dan anak-anak jadi lebih mudah mengakses buku digital dan audiobook. Entah itu, dari Google Play Books, iPusnas, atau dari sumber-sumber lain.
0 comments: