Friday, 9 December 2022

#SuamiIstriMasak Bareng Kecap ABC, Bikin Hubungan Makin Harmonis

“Dek, masak apa?” Pertanyaan yang sering banget ditanyakan oleh suami.

Sedangkan saya. Saya selalu menjawabnya dengan satir.

“Mbok yao.. Sekali-sekali kalau lapar langsung makan, gak pake masak dulu, gak pake ribet bikin bikin dulu. Gantian napa masaknya.” begitu ungkap saya sesekali.

Lalu, hanya cengiran dari ekspresi wajah tak berdosa yang akan saya dapatkan.

Di usia pernikahan yang nyaris 10 tahun ini, ada banyak sekali kejadian yang membuat kami belajar banyak tentang "arti" sebuah pernikahan. Basic kami yang benar-benar berbeda membuat kami merasakan rumah tangga yang penuh warna.

Saya yang hanya wanita desa lulusan MTS, sudah sejak kecil hidup penuh perjuangan dan sudah menjalani kehidupan yang keras. Di sisi lain, suami adalah seorang pelajar perantauan yang lebih sering mengandalkan "uang" untuk menopang hidupnya. Jadi kalau lapar… ya tinggal beli di warung atau kalau pakaian kotor tinggal ke laundry. Singkatnya, hidupnya agak manja.

Sedangkan saya… sejak kecil saya sudah terbiasa bekerja di dapur untuk menyiapkan makanan buat keluarga. Bahkan sejak saya berada di bangku MTS, saya sudah diserahi tugas untuk merawat kakek dan adik saya.

Pelajaran hidup yang sebenarnya saya dapatkan setelah lulus pasalnya, setelah lulus MTS saya terpaksa harus bekerja sebagai pembantu (ART) karena ortu tidak mampu membiayai saya sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.

Saat bekerja menjadi ART inilah saya banyak mendapatkan pengalaman berharga. Saat itulah saya belajar bagaimana caranya membersihkan rumah yang benar, bagaimana cara mengepel lantai yang benar, bagaimana cara mengasuh bayi, sampai dengan pengalaman memasak.

Pengalam menjadi pembantu rumah tangga selama 5 tahun lebih tersebut, membuat saya makin dewasa dan mandiri. Sehingga, saat menikah di usia 23 tahun, saya sudah bisa dan terbiasa mengerjakan segala sesuatu sendiri. Mulai dari mengurus bayi sendiri setelah melahirkan seperti memandikannya dan lain sebagainya, hingga berbagai pekerjaan rumah tangga lainnya, khususnya untuk urusan dapur.

Pandangan Masyarakat Tentang Laki-laki di Dapur

Budaya kita di Indonesia memang lebih banyak menempatkan wanita sebagai pengurus rumah tangga. Sehingga, tanggung jawab untuk memasak, mencuci baju, menyapu, hingga mengurus anak, semuanya diserahkan kepada wanita.

Begitu pula dengan budaya di kampung saya yang masih kental dengan nuansa tradisional. Praktis, kaum pria lebih banyak fokus kerja untuk mencari nafkah saja.

Kondisi tersebut pada akhirnya melahirkan dogma dan ungkapan-ungkapan yang seolah-olah menegaskan bahwa, tugas memasak cuma pantas dikerjakan oleh wanita.

“Lanang kok masak." (laki-laki kok memasak.) Atau,

“Masak itu tugas wanita”

Dan, masih banyak lagi ungkapan di masyarakat tentang tabunya seorang laki-laki yang terjun ke dapur untuk memasak.

Tapi buat saya yang berkesempatan mencicipi pengalaman di luar kampung. Pandangan seperti itu menurut saya kurang tepat.

Di salah satu rumah tempat saya bekerja dulu. Saya menyaksikan sendiri bagaimana suami majikan, justru jago masak dan sering masak serta masakannya sangat enak.

Karena itulah, saya beranggapan bahwa laki-laki masak itu… keren!

Cara Saya Mengajak Suami Masak Bareng Suami

Di tiga tahun pertama pernikahan kami. Nyaris, suami hanya pergi ke dapur untuk mencari makanan pada saat lapar saja. Selebihnya, sayalah yang melakukan semua tugas di dapur. Mulai dari memasak, membersihkan perabotan, hingga cuci piring.

Pada awalnya, saya hanya diam saja dan membiarkan suami seperti itu. Meskipun jauh di lubuk hati, saya tentu saja ingin dibantu. Entah itu, sekedar mencuci piring, mengiris bawang, atau mungkin membalikkan gorengan di wajan.

Lambat laun, setelah mulai mengenal sifat suami, saya mulai berani speak up. Awalnya, saya hanya memintanya melakukan hal-hal sepele seperti, memintanya mengganti gas elpiji, memindahkan air dari galon ke ceret, atau sekedar mencuci piring bekas makannya sendiri.

Setelah ia mulai terbiasa dengan beberapa aktivitas dapur, saya pun tidak ragu untuk menanamkan beberapa ide sederhana yang menurut saya bisa ia kerjakan. Seperti cuci piring misalnya.

Saya pernah memberitahunya bahwa, setiap kali ia mencuci piring-piring kotor di wastafel, hati saya selalu berbunga-bunga dan perasaan saya sangat bahagia.

Sejak saat itu, ia mulai terlihat rajin cuci piring meski tidak diminta. Tidak hanya rajin membantu cuci piring kotor, sejak saat itu suami juga semakin sering membantu pekerjaan saya di dapur.

Selain memperkenalkan aktivitas di dapur secara perlahan, saya juga sering bersikap terus terang dengan mengungkapkan apa pun yang menjadi ganjalan di hati saya.

Hal itu (sikap berterus terang) saya lakukan karena, laki-laki memang tidak sepeka wanita dalam memahami situasi. Seringkali mereka tidak cukup bisa memahami jika hanya disindir saja. Maunya ya… diungkapkan secara gamblang gitu…

Jadi, kalau minta tolong sama suami, alih-alih hanya ngomong, saya seringkali menungguinya sampai ia mulai bergerak.

Setelah mulai terbiasa melakukan pekerjaan dapur seperti mencuci piring dan lain sebagainya. Sesekali saya memintanya untuk masak nasi. Setelah itu, barulah saya mulai memintanya untuk membuat saya memasak sayur atau lauk.

Biasanya, saya akan memanfaatkan momen-momen khusus untuk memintanya agar ia mau menemani saya memasak di dapur atau belajar memasak. Beberapa momen yang saya maksud diantaranya adalah, ketika kami akan kedatangan tamu, ketika saya sakit, atau ketika saya sedang sibuk dengan pekerjaan yang tidak mungkin saya tinggalkan.

Berdasarkan pengalaman saya. Momen-momen di atas sangat tepat untuk mengajak suami masak bareng, atau ngajarin masak ke suami. Karena selain terpaksa, momen-momen seperti ini adalah momen di mana egonya tidak terlalu tinggi. Sehingga, laki-laki yang tadinya menganggap pekerjaan dapur adalah pekerjaan wanita, tidak ragu dan tidak malu-malu untuk masak hingga cuci piring.

Setelah kini terbiasa membantu saya memasak di dapur, suami bahkan beberapa kali meminta untuk diajarkan memasak. Mulai dari bikin sambal tomat hingga masak ayam kecap yang menjadi dua menu favoritnya. Khusus untuk ayam kecap, menu yang satu ini nggak hanya disukai oleh suami tapi juga disukai oleh kedua buah hati kami.

Jadi, menurut saya, lebih mudah ngajakin suami masak bareng kalau menunya sesuai dengan seleranya atau menjadi salah satu menu favoritnya.

Manfaat Masak Bareng Suami

Tidak seperti pengalaman ibu-ibu lain yang merasa terganggu karena kehadiran suami di dapur, sebaliknya… saya justru merasa kalau kehadiran suami di dapur itu adalah sesuatu yang spesial. Kehadirannya kerap menjadi penyemangat dan membuat suasana hati saya jadi lebih baik saat masak.

Saya sangat suka dibantu, meskipun hanya dibantu melakukan hal-hal yang sepele seperti, mengupas bawang, memilih daun-daun sayur yang masih muda, ataupun sekedar membantu mengambilkan saya sendok hingga sutil yang saya butuhkan.

Bagi saya, kehadiran suami justru membuat suasana di dapur jadi makin hangat. Apalagi, suami juga kebetulan punya selera humor yang tinggi. Jadi, disela-sela kesibukan kami di dapur, ia seringkali melemparkan joke-joke garing yang membuat suasana makin akrab dan romantis.

Nggak hanya bikinlah suasana makin hangat dan bikin pekerjaan di dapur makin cepat selesai, masak bareng suami juga ternyata punya banyak manfaat lainnya. Beberapa manfaat yang saya rasakan selama masa barang suami diantaranya adalah,

1. Saya jadi lebih banyak tahu selera makanan suami

Karena datang dari latar belakang keluarga dan budaya yang berbeda, maka tidak mengherankan apabila selera kami pada makanan juga sedikit agak berbeda.

Di awal-awal pernikahan kami, saya lebih sering memasak masakan yang saya kuasai, alih-alih memasak makanan yang disukai oleh suami.

Tapi setelah semakin sering masak bareng, saya jadi semakin tahu apa saja makanan yang menjadi selera atau kesukaan suami. Perlahan, saya mulai mencoba masakan-masakan yang berbeda, khususnya yang mendekati selera suami.

Dan ternyata, banyak sekali resep atau menu masakan yang disukai oleh suami yang juga akhirnya saya sukai meskipun kita rasanya mungkin agak sedikit asing di lidah saya.

Seperti misalnya, suami pernah bercerita kalau ia sangat menyukai tumis mentimun karena ibu mertua dulu sering membuatkannya pada saat ia masih kecil. Pada awalnya, saya merasa aneh karena tidak pernah menemukan ada orang Jawa yang bikin tumisan mentimun.

Setelah menanyakan resepnya kepada mertua dan setelah mencobanya sendiri, ternyata rasanya enak.

Kemudian, suami juga pernah bercerita kalau ia dulu sering dimasakin sayur daun singkong yang dicampur dengan kacang hijau oleh ibu mertua. Terang saja, sayur seperti ini membuat saya agak kaget. Karena bahan masakan seperti ini nggak pernah sedikitpun terlintas di benak saya.

Tapi, sama kasusnya seperti tumis mentimun, setelah mencoba sendiri masakan tersebut, ternyata masakan ini rasanya lumayan enak dan cocok di lidah saya.

Selain mengetahui lebih banyak mengetahui makanan-makanan seperti apa saja yang menjadi kesukaan suami, sering masak bareng di dapur juga bikin saya jadi lebih banyak tahu apa saja masakan-masakan saya yang kurang disukainya.

Menurut saya, mengetahui masakan yang disukai suami atau yang tidak disukainya sangat penting. Karena kalau kita sering masak-masakan yang disukai suami, suami akan lebih betah dan hal lebih senang makan di rumah.

2. Suami jadi tahu betapa beratnya pekerjaan istri di dapur

Masak bareng suami juga bisa bikin suami jadi tahu betapa beratnya pekerjaan istri di dapur yang harus mempersiapkan masakan hingga mencuci peralatan bekas memasak dan piring kotor.

Buktinya, setelah sering bantu-bantu saya di dapur, sekarang suami jadi makin sadar dan seringkali tanpa diminta membantu mencuci piring ataupun perabotan yang ada di dapur.

3. Pengertian diantara kami jadi semakin meningkat

Sambil mempersiapkan bahan-bahan masakan atau sambil memasak, kami seringkali menyelinginya dengan obrolan-obrolan ringan yang kadang-kadang diselipkan sindiran-sindiran halus mengenai apa yang kami sukai atau tidak sukai dari pasangan.

Dari obrolan-obrolan ringan tersebut, kami jadi saling memahami dan bahkan bisa memaklumi satu sama lain. Karena itulah (alhamdulillah), selama hampir 10 tahun menikah, nyaris tidak ada perselisihan yang berarti diantara kami.

4. Jadi punya lebih banyak waktu buat ngobrol dan diskusi

Sama-sama sibuk bekerja seringkali membuat suami istri jarang punya waktu untuk ngobrol panjang lebar. Tapi dengan kegiatan masak barang di dapur, pasangan suami istri akan punya quality time yang bisa dimanfaatkan untuk mengobrol atau mendiskusikan hal-hal yang sifatnya ringan atau bahkan hal-hal yang menyangkut masa depan rumah tangga.

5. Suami jadi lebih tahu arti sebuah bantuan

Saat suami cuci piring, saya sering membantunya supaya pekerjaannya lebih ringan. Misalnya, saat suami sedang menyabuni piring-piring, saya akan mengambil tugas untuk membilasnya.

Melakukan pekerjaan seperti mencuci piring ini secara bersama-sama tidak hanya membuat proses cuci piring jadi jauh lebih cepat selesai, tapi juga bisa bikin suami jadi sadar kalau, bantuan sekecil apapun yang kita berikan ternyata bisa membuat pekerjaan jadi terasa lebih ringan dan lebih menyenangkan.

Setelah sering saya bantu saat mengerjakan beberapa pekerjaan dapur seperti mencuci piring, sekarang suami jadi lebih peka. Sehingga, seringkali tanpa diminta ia akan dengan sukarela membantu saya menjemur baju, mengambil alih tugas menyapu atau mengepel, hingga mengambil alih tugas untuk memandikan dan nyebokin anak-anak.

Resep dan Menu masakan kesukaan Suami

Seperti yang sudah saya sebutkan diatas tadi, bahwa suami seneng banget sama ayam kecap. Kadang kala saya membuat versi pedas dan versi mirip di restoran terkenal.

Dan kali ini saya akan membagikan resep masakan tersebut:

Ayam Kecap

Bahan 

  • Separo dada ayam

Bumbu

  • 3 sendok makan Kecap ABC
  • 3 buah bawang putih Iris tipis 
  • 2 buah bawang merah Iris tipis 
  • 1 buah bawang bombay 
  • 2 cm jahe sebesar jari telunjuk
  • 2,5 ml Garam
  • 1 sendok teh kaldu bubuk
  • Setengah sendok teh merica

Cara Membuat

  • Iris ayam sesuai selera (iris dengan potongan kecil), sisihkan.
  • Tumis bawang merah dan bawang putih, kemudian masukkan jahe yang sudah di geprek. Setelah itu, masukkan ayam diamkan sebentar sambil diaduk-aduk dan ayam mulai berubah menjadi padat.
  • Selanjutnya, masukkan garam, kaldu bubuk, merica, dan Kecap ABC. tutup wajan sebentar sekitar 2 menit sambil diaduk-aduk, lalu masukkan irisan bawang bombay.
  • Dan tara.. Ayam kecap sudah jadi.

Menu lain yang juga menjadi menu favorit suami adalah oseng pepaya muda.

#SuamiIstriMasak Bareng, Siapa Takut?

Berdasarkan pengalaman saya, #SuamiIstriMasak bareng itu perlu diperjuangkan. Pasalnya, seperti yang telah saya sampaikan di atas, banyak sekali manfaat yang bisa kita dapatkan jika masak bareng di dapur.

Karena itu, saya sangat mengapresiasi kampanye #SuamiIstriMasak yang diadakan oleh Kecap ABC.

BTW, kampanye yang diadakan oleh Kecap ABC ini ternyata sudah diinisiasi sejak 2018.

  • 2018: Kampanye diinisiasi
  • 2019: Insisiasi kampanye selama Hari Kesetaraan Perempuan
  • 2020: Kolaborasi dengan platform edukasi untuk melibatkan anak-anak dalam kampanye Hari Kesetaraan Perempuan
  • 2021: Kolaborasi dengan Titi Kamal dan Christian Sugiono untuk menekankan pentingnya kolaborasi suami & istri di dapur

Di tahun ini (2022) Kecap ABC mengangkat tema: Menciptakan Quality Time #SuamiIstriMasak di Dapur. Dengan mengangkat tema ini, kecap ABC berharap waktu berkualitas bukan hanya tentang hangout dengan menghabiskan banyak uang atau dengan melakukan aktivitas mahal lainnya.

Karena dengan melakukan kegiatan sederhana seperti masak bareng saja, kita bisa menciptakan waktu yang berkualitas dan bahkan bisa menciptakan momen yang lebih berkesan untuk meningkatkan keharmonisan rumah tangga seperti pengalaman saya di atas.

Dalam pernikahan, tindakan sederhana kadang sudah bisa mengubah banyak hal dan menumbuhkan cinta di setiap harinya. Karena itu, keterbukaan adalah segalanya yang menjadikan hubungan lebih manis dan harmonis.

Terimakasih sudah membuat video ini dan menginspirasi saya untuk menulis artikel ini, Kecap ABC

Previous Post
Next Post

post written by:

Seorang ibu yang senang menulis tentang motivasi diri, parenting dan juga tentang kehidupan sehari-hari di Jombloku. Semoga blog ini bisa membawa manfaat buat kita semua.

0 comments: