Diantara harapan setiap orang tua adalah, melihat anaknya tumbuh mandiri dan sehat serta pintar di samping berbakti kepada orang tua.
Tapi, kemandirian tentu saja tidak bisa datang begitu saja, butuh usaha dan pembiasaan sejak dini.
Saya sendiri memiliki seorang anak yang berusia 9 tahun, dan anak sulung saya memiliki kemandirian yang luar biasa. Ketika saya berkunjung ke rumah saudara, mereka selalu menanyakan perihal kemandirian anak saya.
"Gimana sih cara bikin anak mandiri?"
"Gimana caranya biar anak bisa nurut kayak anakmu?"
Wah.. ini sih bukan hanya sebuah pertanyaan, tapi juga sebuah ujian haha.
Pada dasarnya, tidak ada anak yang bisa langsung nurut sama orang tuanya, tidak ada anak yang bisa langsung mandiri tanpa ada pembiasaan.
Sebelum pertanyaan-pertanyaan itu terlontar, sebenarnya pertanyaan yang lebih penting adalah untuk diri sendiri, untuk kita sebagai orang tua.
"Sudah sebanyak apa kita ajarkan kemandirian kepada anak-anak kita? Sudah sebanyak apa kita melatih kemandirian untuk mereka? dan seberapa banyak kita meluangkan waktu untuk membersamai mereka agar bisa mandiri.
Jadi, jika semua pertanyaan itu terjawab, maka selanjutnya adalah bagaimana kita mengajarkan anak untuk bisa mandiri.
Saya Selalu Mengajak Anak untuk Melakukan Pekerjaan Rumah
Saya sempat tersinggung ketika ada orang yang bilang kepada saya tentang aktivitas saya mengajak anak-anak untuk melakukan pekerjaan rumah.
"Laa.. itu anak apa pembantu?" Katanya
Jujur saja, jika anak dianggap seperti itu, bagaimana dengan pekerjaan yang orang tua lakukan untuk anak. Apakah dengan melakukan pekerjaan itu kita orang tuanya menjadi pembantu anak-anak kita sendiri?
Tentu saja tidak kan.. Seperti yang kita lakukan untuk anak-anak, sudah seharusnya anak-anak juga bisa melakukan pekerjaan rumah sendiri membantu orang tuanya.
Apalagi nanti dia akan berada jauh dari kita, justru kalau semuanya kita yang melayani, akan membuat anak kita kesusahan dalam beradaptasi dengan kehidupannya sendiri yang dituntut untuk mandiri.
Minimal, dengan mengajak dan meminta anak untuk membantu kita, secara tidak langsung akan mengajarkan mereka untuk bisa meng-handle kebutuhannya sendiri nanti.
Membiarkan Anak Mengatasi Masalahnya Sendiri
Soal ini, kadang orang tua sering sekali salah. Karena merasa kasihan kepada anak, semua masalah yang ditimbulkan oleh anak diambil alih oleh orang tuanya.
Jika lama-kelamaan seperti ini, anak-anak akan menjadi manja dan nggak solutif. Selalu mengandalkan orang tua serta tidak belajar tentang konsekuensi dari perbuatannya.
Tentu hal ini akan membuat anak tidak mandiri tentu saja, karena ketika ia melakukan kesalahan, ia cenderung melemparnya kepada orang tua. Apa kita sebagai orang tua nggak capek ngurusin anak terus ketika ia sudah dewasa?
Hidup ini tentang tanggung jawab dan konsekuensi dari perbuatan yang kita lakukan. Mengapa tidak kita ajarkan anak-anak untuk belajar bertanggung jawab dengan perbuatannya sendiri sejak dini?
Biarkan Ia Membuat Kesalahan Sebanyak Mungkin
Menyambung tentang konsekuensi diatas, saya berpikir untuk membiarkan anak saya membuat kesalahan sebanyak mungkin. Dengan begitu, nantinya saya berharap anak saya bisa dan berani mengambil keputusan dan semakin kreatif memecahkan masalah yang dihadapi.
Yaaa.. Anggap saja itu untuk menghabiskan semua rasa penasarannya saat masih kecil biar gedenya nggak aneh-aneh hehe.
Terakhir, Beri Anak Kesempatan
Image via Theasianparent.com |
Tidak memberikan kesempatan kepada anak untuk mencoba atau melakukan sesuatu sendiri, bisa menyebabkan anak jadi kurang mandiri.
Sebagai orang tua, saya kerap menerapkan beberapa kiat berikut ini untuk membantu agar anak saya menjadi mandiri sejak usia dini.
- Beri ia tanggung jawab sesuai dengan usianya. Memberikan tanggung jawab sesuai dengan kemampuan dan usia anak akan membuat anak-anak belajar mengambil inisiatif dan merasa memiliki keterlibatan dalam tugas-tugas sehari-hari. Misalnya, kita bisa memintanya untuk membantu membereskan mainan mereka, atau merapikan tempat tidur mereka sendiri.
- Biarkan mereka mencoba. Ketika anak ingin melakukan sesuatu, beri mereka kesempatan untuk mencobanya terlebih dahulu. Contoh, biarkan mereka mencoba memasang sepatu sendiri meski butuh waktu lama. Atau, biarkan anak mencoba makan sendiri menggunakan sendok atau tangan meski makan jadi tumpah dan bikin meja berantakan. Meski hasilnya mungkin tidak sempurna pada awalnya, ini akan membantu mereka mendapatkan rasa percaya diri dan keterampilan. Seiring waktu mereka akan terbiasa dan ahli.
- Ajarkan keterampilan praktis. Ada banyak contoh keterampilan praktis dalam kehidupan sehari-hari yang bisa dipelajari anak. Mulai dari, merapikan tempat tidur, masak nasi, goreng telur, gosok gigi, madi sendiri, atau mencuci piring bekas makannya sendiri. Berbagai keterampilan tersebut tidak hanya membantu anak menjadi mandiri, tetapi juga akan menjadi bekal mereka saat beranjak dewasa kelak.
- Berikan dukungan dan dorongan. Dukungan, dorongan, dan pujian, adalah beberapa bentuk support yang dibutuhkan oleh anak saat mereka mencoba melakukan sesuatu dengan mandiri. Meskipun mereka melakukan kesalahan atau menghadapi kegagalan, tetaplah untuk memberikan apresiasi dan berikan umpan balik yang konstruktif. Ini akan membuat mereka berani untuk terus mencoba dan belajar dari pengalaman sehari-hari.
Namun ingat! Setiap anak berkembang dengan kecepatan dan cara yang berbeda, jadi bersabarlah dan berikan waktu bagi mereka untuk belajar dan tumbuh.
Dengan dorongan, kesempatan, dan bimbingan yang kita berikan, akan membuat anak lebih mudah mandiri sejak usia dini.
Penutup
Mengajarkan anak mandiri sejak dini sangat akan bermanfaat untuk masa depan mereka. Disamping itu, anak yang mandiri sejak dini juga akan memudahkan kita sebagai orang tua dalam mengasuh anak.
Misalnya, mandiri sejak dini bisa menjadi solusi anak susah makan, memudahkan anak mengikuti peraturan di rumah, membuat anak lebih mudah dinasihati, dan bisa juga menjadi solusi agar anak lebih mudah dikondisikan dalam berbagai situasi.
0 comments: