Saturday 19 October 2024

Terinspirasi Maya Stolastika Boleng, Saya Ikutan Berkebun Organik, Bagaimana Hasilnya?

Beberapa waktu yang lalu ketika saya sedang mencari referensi di internet tentang cara berkebun di lahan sempit, saya menemukan beberapa artikel yang membahas tentang Maya Stolastika Boleng. Siapa dia?

Maya sendiri adalah seorang petani organik milenial yang sepak terjangnya patut diacungi jempol dan sangat menginspirasi.

Betapa tidak, Maya yang sebenarnya bukan lulusan sarjana pertanian justru tekun menggeluti dunia pertanian (organik) dan sukses menjadi wirausahawan pertanian organik.

Nggak cuma sukses menjadi wirausahawan dengan menjadi petani organik, Maya juga memberikan dampak yang positif bagi masyarakat di sekitarnya. Misalnya,

  • Dia rutin memberikan pelatihan dan pengetahuan tentang pertanian organik kepada petani millennial
  • Maya juga mendirikan komunitas petani organik bernama Twelve’s Organic untuk memberdayakan petani lokal sekaligus mempromosikan gaya hidup sehat dengan mendorong masyarakat agar lebih mengutamakan konsumsi makanan organik
  • Getol mengkampanyekan peran penting pertanian organik yang berkelanjutan bagi lingkungan dan masa depan bumi yang lebih baik

Menjadi wanita yang menginspirasi banyak pemuda untuk terjun ke dunia pertanian dan kerja kerasnya dalam mengkampanyekan sistem pertanian organik pada akhirnya mengantarkan Maya Stolastika Boleng menjadi salah satu peraih award dalam ajang Semangat Astra Terpadu Untuk Indonesia (Satu Indonesia Awards).

Raihan tersebut merupakan wujud apresiasi PT Astra International Tbk kepada Maya karena sudah berkontribusi bagi pertanian dan para petani di sekitarnya serta berkontribusi untuk sistem pertanian berkelanjutan.

image source from Viva

Tapi perlu kalian ketahui, penghargaan ini hanya diberikan kepada mereka-mereka yang sudah mendaftarkan diri mereka di website astra.co.id lho ya...

Jadi, buat kalian yang merasa punya kontribusi positif bagi masyarakat atau kemajuan bangsa, coba deh daftarkan diri kalian di website Astra. Siapa tahu kalian bisa terpilih jadi pemenang.

Lanjut ya...

Jadi, setelah saya membaca berbagai artikel yang menceritakan kesuksesan Maya menerima apresiasi dari Astra di bidang lingkungan sebagai petani organik milenial dari Flores, saya pun jadi merasa tergugah untuk bercocok tanam secara organik.

Kebun Organik di Lahan Sempit

Sejak membaca artikel-artikel yang membahas tentang Maya yang begitu ngotot menerapkan sistem pertanian organik, saya menjadi sangat tertarik untuk menghidangkan makanan-makanan sehat bagi keluarga saya.

Karena di era modern ini, banyak sekali sajian makanan-makanan enak yang sayangnya kurang sehat. Entah itu karena, cara makanan tersebut diperlakukan, cara makanan tersebut diolah, atau karena bahan-bahannya menggunakan bahan yang terkontaminasi pestisida.

Bagaimana Caranya Membersihkan Sayur yang Mengandung Pestisida?

Supaya bisa terhindar dari residu pestisida yang ada pada sayuran maupun buah-buahan. Pertama, kita dianjurkan untuk mencuci sayuran dan buah-buahan yang akan kita konsumsi dengan menggunakan air mengalir.

Kemudian, agar buah dan sayur benar-benar bersih dari residu pestisida, kita masih diminta untuk mencuci (merendam) sayur dan buah-buahan tersebut menggunakan larutan cuka atau air garam.

 Tapi cara tersebut sangat merepotkan. Bahkan saya sendiri yang sudah mengetahui dan menyadari dampak atau bahaya pestisida apabila masuk ke dalam tubuh, masih juga sering kali malas untuk merendam sayur-mayur yang saya beli di pasar dengan larutan cuka atau air garam.

Dampak pestisida yang ada pada sayur maupun buah-buahan memang tidak kita rasakan secara langsung. Namun bahaya pestisida ini akan menyebabkan masalah kesehatan dalam jangka panjang.

Beberapa potensi masalah kesehatan yang bisa disebabkan oleh pestisida yang ikut masuk ke dalam tubuh kita bersama sayur maupun buah-buahan diantaranya adalah: 

  • Gangguan hormon
  • Gangguan saraf
  • Kanker

Di samping itu, sebagian besar petani saat ini lebih memilih menggunakan pupuk berbahan kimia yang dapat merusak tanah dan menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem pada alam.

Kualitas sayuran di pasaran yang sering kali mengandung residu pestisida membuat saya sedikit agak khawatir. Karena itulah, sejak pindah ke rumah yang baru, saya sudah berencana untuk menanam sendiri sayur-sayuran yang saya butuhkan meskipun dengan lahan yang sempit.

Cara Saya Menyiasati Urban Farming untuk Organic Kitchen Garden di Lahan‌ Sempit

Urban farming adalah kegiatan bercocok tanam di perkotaan dengan memanfaatkan lahan yang terbatas seperti pekarangan, atap, atau menanam berbagai kebutuhan dapur (kitchen garden) di dalam ruangan. Ini merupakan salah satu alternatif terbaik untuk bercocok tanam di lahan yang sempit.

Setelah saya coba, saya merasa kreativitas dan perencanaan yang matang dalam memanfaatkan lahan akan membuat penerapan urban farming ini lebih optimal.

Misalnya, kita bisa memilih tanaman yang tumbuh secara vertikal seperti tomat atau sayur bayam. Kemudian, kita juga bisa memilih tanaman-tanaman berakar pendek seperti wortel, lobak, dan bawang yang bisa ditanam di dalam pot atau wadah yang tidak terlalu dalam.

Terus, tanaman-tanaman yang berumur pendek seperti sawi dan selada serta bayam, yang panennya relatif cepat, merupakan pilihan tanaman lainnya yang cocok untuk urban farming.

Selain itu, kita juga perlu memanfaatkan ruang vertikal. Misalnya, memanfaatkan bagian dinding atau pagar rumah.

Pupuk Organik Tidak Perlu Beli

Menanam sayuran organik sebenarnya jauh lebih simple dan hemat jika dibandingkan dengan menanam menggunakan pupuk berbahan kimia. Karena pupuknya sendiri bisa kita buat dengan menggunakan sisa-sisa potongan sayur atau kulit-kulit buah yang tidak lagi terpakai.

Di samping itu, kita juga bisa memanfaatkan daun-daun kering untuk dijadikan sebagai pupuk organik.

Supaya kebunnya nggak bau sampah, kita bisa langsung menutup sampah sayuran atau kulit buah dan makanan yang kita jadikan sebagai pupuk dengan tanah atau media tanam lainnya.

Tanaman yang saya pupuk dengan menggunakan metode pemupukan organik seperti ini rata-rata subur dan bisa menghasilkan buah yang lebat.

Selain meningkatkan kesuburan tanah dan meningkatkan kualitas tanaman, ada banyak manfaat membuat pupuk kompos dari sisa-sisa (potongan) sayur dan kulit buah, diantaranya adalah: 

  • Bisa mengurangi pengeluaran untuk membeli pupuk kimia
  • Membuat kompos membantu mengurangi limbah organik seperti sisa makanan dan daun-daun kering
  • Membantu memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kapasitas tanah untuk menahan air dan udara
  • Sebagai alternatif untuk mengelola limbah organik rumah tangga, seperti sisa-sisa sayur, buah, dan daun-daun kering
  • Mengolah limbah organik menjadi kompos dapat mengurangi emisi metana dan dampaknya terhadap lingkungan
  • Kompos juga akan menyediakan habitat dan makanan bagi berbagai jenis organisme tanah, seperti cacing, mikroba, dan serangga yang bermanfaat
  • Kompos merupakan salah satu praktik pertanian berkelanjutan

Berbagai Pilihan Sayur yang Cocok untuk untuk Kitchen Garden

Seperti yang sudah saya sampaikan di atas tadi, salah satu kunci menanam sayuran di lahan yang sempit adalah dengan memilih jenis tanaman yang tepat.

Berbagai pilihan sayuran yang cocok ditanam dengan metode organik di lahan yang sempit sebenarnya sangat melimpah. Tapi saran saya, utamakanlah tanaman-tanaman sayur yang disukai oleh keluarga.

Kalau keluarga saya, mereka sukanya, bayam, daun pepaya jepang, kangkung, selada. Untuk memenuhi kebutuhan bumbu segar, saya juga menanam tomat, cabe, terong, dan kemangi.

Selain tanaman-tanaman tersebut, beberapa tanaman yang juga cocok untuk urban farming adalah kacang buncis. Btw, kita juga bisa menanam bawang putih atau bawang merah, kenikir, dan lobak sebagai alternatif.

Penutup

Semenjak bercocok tanam di lahan sempit dengan metode organik, saya semakin jarang beli sayuran di pasar untuk memenuhi kebutuhan dapur.

Kemudian, saya juga nggak lagi khawatir dengan berbagai sayuran yang saya hidangkan di meja makan. Karena saya tahu, sayuran-sayuran tersebut tidak ada yang disemprot dengan pestisida.

Jadi, kalau mau masak, kita cukup mencucinya sedikit dengan menggunakan air mengalir supaya debu-debu dan kotorannya hilang. Jadi, nggak perlu dicuci pakai air garam atau baking soda seperti sayur yang kita beli dari pasar.

Latest
Next Post

post written by:

Seorang ibu yang senang menulis tentang motivasi diri, parenting dan juga tentang kehidupan sehari-hari di Jombloku. Semoga blog ini bisa membawa manfaat buat kita semua.

0 comments: